Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Laga tersisa sekitar 23,1 detik saat Memphis Grizzlies tertinggal satu angka dari tuan rumah Los Angeles Clippers di Staples Arena, Rabu (16/9/2016).
Penulis: Martinus Raya Bangun
Tim tamu mendapat lemparan ke dalam dan bola dikuasai Michael Conley. Conley, point guard Grizzlies yang juga termasuk dalam daftar pemilik gaji tertinggi, sempat melakukan aksi crossover dribble guna menukar lawan yang menjaganya dari Cris Paul ke J.J. Redick lewat bantuan aksi screen James Ennis.
Pola serangan Grizzlies itu membuat centre Clippers, DeAndre Jordan, sempat meninggalkan Marc Gasol guna melapis penjagaan Redick terhadap Conley.
Alhasil, posisi Gasol agak terbuka dan ketika ia menerima umpan dari Conley, pemain asal Spanyol tersebut sukses menceploskan tembakan tiga angka guna menghadirkan kemenangan 111-107.
Bagi Clippers, kekalahan itu memutus rangkaian tujuh kemenangan di dua pekan terakhir.
Marah Saat Kemasukan
Meski sempat takluk dari Grizzlies, bukan berarti performa Clippers bakal menurun.
Statistik menjabarkan bahwa hingga laga ke-11 sebelum takluk dari Grizzlies, selisih poin memasukkan dan kemasukan (+183) yang ditorehkan anak-anak Lob City bahkan masuk empat besar dalam sejarah NBA.
Kunci produktivitas Clippers itu berasal dari pola bertahan yang diperagakan CP3 dkk.
"Pertahanan kami semakin baik karena lawan hanya bisa memasukkan lewat peluang mudah. Tak hanya itu, anak-anak sangat marah saat kami kemasukan," ujar pelatih Clippers, Doc Rivers, seperti dilansir SBNation.
Lalu bagaimana saat offense? Duo big man, DeAndre dan Blake Griffin, sejauh ini sudah menghasilkan 55 poin lewat pola andalan Clippers, pick and roll.
Selain itu, Chris Paul tengah mengoleksi 8,5 assist per laga yang sekaligus mengantarnya dalam lima besar. Masih ada pula dua shooter andalan yang juga tengah on-fire, Redick dan pemain sarat pengalaman Jamal Crawford.
Jadi, sudah menjadi tugas Rivers untuk menjaga agar amunisiamunisinya tersebut bisa terus tajam hingga play-off.