Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Permainan efektif diperagakan Indonesia saat bersua Thailand pada laga perdana. Catatan empat tembakan ke gawang Tim Merah Putih sama dengan Thailand, yang unggul 61 persen dalam penguasaan bola.
Penulis: Kukuh Wahyudi/Indra Citra Sena
Kini menghadapi tuan rumah Filipina dalam laga kedua di Philippine Sports Stadium, Selasa (22/11/2016), Indonesia tak hanya butuh permainan efektif, tapi harus menang. Tiga poin kontra Philipp Younghusband cs akan membuka jalan menuju semifinal.
Mengacu pada hasil dan skema yang dimainkan skuat Thomas Dooley pada laga perdana kontra Singapura, beberapa pemain Indonesia mengusung optimisme.
"Bila penampilan kami dibandingkan dengan penampilan mereka, kami memiliki peluang menang. Kami harus menang jika mau terus lolos ke babak berikutnya," ucap gelandang serang timnas, Stefano Lilipaly.
Hal senada diungkapkan kapten timnas, Boaz Solossa. "Setidaknya kualitas permainan Filipina masih di bawah Thailand. Meski begitu, kami tetap mewaspadai mereka. Semoga pada dua laga sisa kami meraih kemenangan," katanya.
Terkait daya gedor tim, pelatih Alfred Riedl mengungkapkan akan bermain lebih kreatif. Umpan-umpan silang yang menghasilkan dua gol ke gawang Thailand akan tetap menjadi andalan, meski permainan bola-bola cepat mendatar sesuai karakter timnas selama ini tak dihilangkan begitu saja.
Terlebih Evan Dimas sudah bisa dimainkan sejak awal laga setelah kebugarannya telah mencapai 100 persen.
Keberadaannya di atas lapangan berimbas positif terhadap kelancaran distribusi bola ke barisan depan mengingat itulah keunggulan pemain jebolan Timnas U-19 itu.
"Tentu akan ada umpan-umpan silang. Kami akan melakukan kombinasi serangan yang lebih variatif," ujar Riedl.
Mengenai pertahanan, Indonesia sudah fokus mengantisipasi bola-bola silang Filipina. Salah satunya tetap menempatkan Kurnia Meiga di bawah mistar gawang untuk meredam bola silang Ramsay dkk.