Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ini Alasan Kenapa Torino Bisa Juara Serie A 2016-2017

By Minggu, 20 November 2016 | 13:15 WIB
Penyerang Torino, Andrea Belotti, merayakan gol saat melawan Cagliari dalam laga lanjutan Serie A 2016-2017 di Stadion Olimpico di Torino, Turin, pada 5 November 2016. (PIER MARCO TACCA/GETTY IMAGES)

Presiden Torino, Urbano Cairo, mantap berkata bahwa klub miliknya menyasar finis di zona Eropa musim ini.

Penulis: Sem Bagaskara

"Saya tidak mengatakan target itu ketika Giampiero Ventura duduk di kursi pelatih sebab dia tidak suka merasakan tekanan. Tetapi, Sinisa Mihajlovic adalah orang yang menyantap tekanan saat sarapan, makan siang, maupun jamuan malam," kata Cairo di Radio 2.

Transisi dari Ventura ke Mihajlovic memang berlangsung sangat mulus. Bersama Miha, Il Granata mengoleksi 19 poin dalam 12 pekan Serie A 2016-2017.

Torehan tersebut sudah surplus empat angka dibandingkan dengan pencapaian tim pada periode yang sama musim lalu.

Berbekal koleksi 27 gol, pasukan arahan Miha merupakan skuat tertajam keenam di lima liga besar Eropa.

Mereka hanya kalah produktif dari Roma (29 gol), Liverpool (30), Real Madrid (31), Barcelona (32), dan Monaco (36).

Hanya, sebenarnya Granata bisa mengusung mimpi yang lebih tinggi dari sekadar lolos ke kompetisi antarklub Eropa musim depan. Torino layak memburu scudetto!

Target yang terlalu muluk? Tidak juga jika yang menjadi acuan adalah hasil laga di babak pertama.

Andai partai-partai Serie A 2016-2017 hanya berlangsung selama 45 menit, Torino bakal berada di posisi puncak dengan koleksi 24 angka!

Koleksi poin Granata pada paruh pertama mengungguli Roma (21 poin), Juventus (20), Atalanta (19), dan Milan (18).

Andrea Belotti adalah figur yang paling tepat buat menggambarkan keganasan Torino pada babak pertama.

Sebanyak lima dari delapan gol Belotti di Serie A 2016-2017 tercipta sebelum jeda babak.

Kecenderungan tersebut menunjukkan bahwa Belotti cs selalu bisa memulai laga dengan sikap yang benar.

Hanya, Mihajlovic menghendaki anak asuhnya agar mampu mempertahankan ritme selama 90 menit.

Granata kemasukan 11 gol usai masa rehat, alias dua kali lipat lebih dari catatan kebobolan mereka di paruh pertama (5 gol kebobolan).

"Statistik tak pernah berbohong dan hal itu menunjukkan bahwa kami tak pernah menerapkan pendekatan yang salah, kecuali pada saat melawan Inter," kata Mihajlovic menanggapi performa bagus timnya pada babak pertama.

"Namun, Anda mesti tahu cara mengontrol keseluruhan laga sehingga tim punya energi untuk bermain bagus pada babak kedua," ujar eks pelatih Sampdoria dan Milan itu menambahkan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P