Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Stefano Pioli membuat pernyataan tegas. Misi utamanya musim ini adalah membawa Inter minimal finis di peringkat tiga Serie A. Masuk akal?
Penulis: Christian Gunawan
"Masih ingat Juventus musim lalu? Di mana mereka di pekan yang sama dengan saat ini? Kami bisa mencapainya," ucap Pioli.
Pekerjaan buat mewujudkan target itu sangat masif. Sejak Serie A hanya mendapat tiga tiket buat ke Liga Champion mulai 2011/12, Juventus selalu menjadi kampiun liga. Sejak saat itu juga persaingan mendapat tiket ke LC makin sengit.
Sebagai bukti, tak pernah sekali pun terdapat kombinasi tiga klub yang sama dalam lima musim tersebut. Juventus selalu mendapatkan dua teman yang berbeda.
Lantas, berapa poin minimal yang bakal memberi jaminan tiket ke play-off LC? Batas tertinggi dalam lima musim terdahulu terjadi pada 2015/16. AS Roma mengumpulkan 80 poin demi finis di tempat ketiga.
Baca Juga:
Jadi, ketika Pioli berkata target minimalnya adalah finis di zona LC, paling tidak saat ini Inter butuh 63 poin lagi. Sekarang torehan poin I Nerazzurri baru 17!
Bila di rata-rata, hingga akhir musim, Inter harus mengemas 2,42 poin per pertandingan dari sisa 26 laga yang masih bisa dijalani.
Dari pertandingan tersisa, maksimal kekalahan yang bisa diderita Sang Biru-Hitam hingga musim kelar adalah lima kali lagi. Kondisi itu tentu dengan syarat Inter harus menyelesaikan sisa 21 pertandingan dengan kemenangan.
Yakin berhasil, Pioli?
Keyakinan itu akan diuji pada akhir pekan ini. Pada Ahad (20/11), Inter akan menghadapi rival sekota, AC Milan dengan status sebagai tamu. Pioli tak punya rekor bagus bila berbicara soal derbi. Selama dua musim di Lazio, Pioli tak pernah bisa mengalahkan Roma di derby della Capitale.
Catatan Pioli adalah tiga kekalahan dan sekali imbang. Kekalahan terbaru, 1-4, pada 3 April 2016 menjadi pemicu pemecatan dirinya.
"Saya rasa langsung menghadapi laga berat sebagai laga debut sangat baik. Anda akan belajar lebih baik tentang kekuatan tim sendiri," ucap Pioli.