Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bila melihat performa sepanjang musim ini, sulit bagi Manchester United bisa mengalahkan Arsenal ketika kedua tim bertemu pada Sabtu (19/11/2016). Tim arahan Jose Mourinho perlu bantuan faktor X bernama Old Trafford dan sejarah pertemuan guna mengamankan tiga poin penuh.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Setelah melewati Oktober suram tanpa kemenangan di Premier League 2016/17, United kembali meraup tiga angka pada awal November. Sang Iblis Merah menekuk Swansea 3-1 (6/11).
Raihan itu merupakan kemenangan kelima United di EPL musim ini. Hal ini menegaskan inkonsistensi performa mereka.
Di sisi lain, Arsenal malah cukup stabil. Sejak ditaklukkan Liverpool 3-4 pada pertengahan Agustus, The Gunners belum menelan satu hasil negatif pun di seluruh kompetisi.
Artinya, Arsenal tak terkalahkan dalam 16 pertandingan terkini. Perinciannya, 12 menang dan empat seri.
Tak hanya itu. United juga kalah produktif soal mencetak gol dan lebih banyak kebobolan ketimbang Arsenal. Manchester Merah mengemas 16 gol dan kebobolan 13 gol.
Bandingkan dengan Arsenal. Alexis Sanchez dkk bikin 24 gol, terbanyak keempat di EPL 2016/17 setelah Liverpool (30 gol), Chelsea (26), dan Manchester City (25).
Total kebobolan Arsenal di liga musim ini hanya 11 gol, tersedikit keempat setelah Tottenham (6), Chelsea (9), dan City (10).
Meski tampak kurang diunggulkan, United punya dua modal guna menangkal upaya Arsenal berpesta di rumah mereka. Bekal pertama adalah keangkeran Old Trafford.
Arsenal sudah lama tak menang di stadion tersebut di EPL. Terakhir kali mereka melakukannya adalah pada pertengahan September 2006 dengan skor 1-0.
Musim ini, Old Trafford memang bukan tempat yang ramah bagi para rival United di kompetisi mana pun.
Baru City, sang rival sekota, yang bisa menang di sana, yakni dalam duel EPL pada 10 September. The Citizens menang atas United dengan skor 2-1.
Yang menarik, rekor tandang Arsenal juga sedang bagus. Sejak dikalahkan United pada akhir Februari, mereka selalu membawa pulang minimal satu poin dari kandang rival di 10 gim EPL berikutnya.
Modal kedua yang bisa menguntungkan United adalah sang bos, Mourinho. Ia begitu dominan atas juru strategi Arsenal, Arsene Wenger.
Kedua manajer tersebut sudah bertemu 15 kali di semua ajang. Wenger cuma bisa menang sekali.
Satu-satunya kemenangan Wenger atas seterunya itu terjadi pada 2 Agustus 2015 di Community Shield, yang boleh dibilang ajang pramusim.
Bila mengabaikan Community Shield, berarti Mourinho tak terkalahkan dalam 13 bentrokan kontra Wenger. Semua pertemuan itu terjadi di EPL (11 kali) dan Piala Liga (2).
Anak Muda
Dalam duel sarat gengsi ini, ada potensi para pemain muda dari kedua tim unjuk kemampuan.
Dari United, Marcus Rashford siap bersinar. Pemuda berusia 19 tahun itu kemungkinan diturunkan di posisi favoritnya, yakni penyerang tengah, dalam pola 4-2-3-1 sebab Zlatan Ibrahimovic harus menjalani suspensi satu partai.
Dengan bakat yang dimiliki, Rashford bisa saja mengacak-acak pertahanan Arsenal yang tidak bisa diperkuat bek kanan andalannya, Hector Bellerin, karena cedera.
Arsenal tentunya masih ingat dua gol yang disarangkan Rashford ke gawang mereka pada Februari silam.
Baca Juga:
Rashford, pencetak gol terbanyak kedua United setelah Ibra, siap menambah isi pundi-pundi golnya di EPL 2016/17, yang saat ini berjumlah tiga buah.
Di kubu tamu, ada Alex Iwobi, salah satu pemain bersinar London Merah musim ini. Bersama dua gelandang serang lain, Theo Walcott dan Mesut Oezil, pemain berumur 20 tahun itu bikin serangan Arsenal hidup.
Iwobi memang belum mencetak gol di EPL 2016/17. Namun, ia sudah berkontribusi tiga assist, tertinggi di Arsenal musim ini bersama Sanchez.
PRAKIRAAN FORMASI
MANCHESTER UNITED (4-2-3-1): 1-De Gea (K); 17-Blind, 5-Rojo, 4-Jones, 36-Darmian (B); 16-Carrick, 21-Herrera (Gb); 11-Martial, 6-Pogba, 8-Mata (G); 19-Rashford (P)
ARSENAL (4-2-3-1): 33-Cech (K); 18-Monreal, 6k-Oscielny, 20-Mustafi, 25-Jenkinson (B); 34-Coquelin, 29-Xhaka (Gb); 17--Iwobi, 11-Oezil, 14-Walcott (G); 7-Alexis (P)