Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Arema Indonesia Tak Mau Kongres PSSI Seperti Sinetron

By Suci Rahayu - Jumat, 18 November 2016 | 21:03 WIB
Istri pendiri Arema, Lucky Acub Zainal, Novi (empat dari kanan) saat memperkenalkan pemain dan jersey baru Arema Indonesia Jalan Lembah Tidar, No 1 Kota Malang pada Minggu (29/5/2016). (OVAN SETIAWAN/JUARA.net)

Arema Indonesia akhirnya angkat bicara ihwal kegagalan mereka kembali diterima sebagai anggota PSSI di Kongres Pemilihan 10 November yang lalu. Mereka kecewa dan menyebut arena kongres tak ubahnya sebagai panggung drama atau sinetron.

Arema Indonesia diundang ke Kongres Pemilihan dengan status sebagai observer. Datang mewakili tim berjuluk Singo Edan tersebut adalah Direktur Operasional, Haris Fambudy.

"Kami tentu saja kecewa. Kami diundang dan tahu kalau status kami akan dipulihkan sesuai dengan agenda kongres. Ternyata oleh Pak Hinca (Panjaitan) dikembalikan ke voters yang mayoritas ingin langsung pemilihan ketua umum," buka Haris.

"Jangan lagi lah ada drama-drama dan sinetron-sinetron seperti ini. Kapan majunya sepak bola kita kalau begini?" sambungnya.

Trauma akan sikap PSSI yang dinilainya kerap ingkar janji, Haris menyambut dingin rencana PSSI membahas nasib Arema Indonesia, dan enam klub lain, di Kongres Tahunan pada 8 Januari 2017 mendatang di Bandung.

Haris mengaku akan lebih fokus berupaya menjalin komunikasi dengan Federasi Sepakbola Asia (AFC) dan melaporkan kejadian yang selama ini mereka alamai.

"Kami akan kirim surat ke AFC untuk jelaskan masalah ini," terang Haris.

"Kami siap dengan kongres mendatang. Mereka punya niat yang bagus tapi jangan lagi ada perubahan-perubahan agenda lagi. Lalu apakah kami akan diundang pada waktu 8 Januari nanti, itu kan belum pasti juga," tambahnya.

Meski begitu, pria berambut gondrong ini punya harapan besar dengan janji Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi yang mengatakan siap mengawal jalanya kongres tanggal 8 Januari.

Menurut Haris, komitmen ini sangat penting karena terkait agenda Presiden Joko Widodo mereformasi sepak bola Indonesia.