Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Milan merangsek ke papan atas kendati tak melakukan pembelian mahal pada bursa transfer musim panas silam. Salah satu kunci lesatan Il Diavolo memang bukan perekrutan, tapi pengusiran kepada figur pembuat onar.
Analisis itu disampaikan oleh eks kiper Milan, Christian Abbiati, yang gantung sepatu pada akhir musim 2015-2016. Abbiati merasakan betul kekacauan yang melanda Il Diavolo musim lalu.
"Bukan nama di belakang seragam yang dilihat, tapi logo klub di depan lebih penting. Musim lalu banyak pemain yang memicu masalah dan tak profesional dalam bersikap," kata Abbiati.
Abbiati memang tak menyebut nama. Tapi mudah untuk menebak siapa saja figur yang kerap memicu ketegangan di ruang ganti Milan.
Menjelang musim 2016-2017, Milan melego sejumlah pemain. Beberapa nama yang menonjol adalah Diego Lopez, Alex, Philippe Mexes, dan Jeremy Menez.
Lopez tak akur dengan pelatih Milan musim lalu, Sinisa Mihajlovic. Penyebabnya adalah promosi dan status inti yang diberikan Miha kepada kiper belia, Gianluigi Donnarumma.
Alhasil, Lopez tersingkir ke bangku cadangan. Alex dicintai fans Milan karena turut masuk papan skor saat tim menang 3-0 di laga derbi versus Inter pada 31 Januari lalu.
Akan tetapi, bek asal Brasil itu juga tak populer karena menolak memberikan salam kepada suporter saat Milan takluk 0-1 dari Bologna pada laga pertama di 2016. Sementara duo Prancis, Mexes dan Menez dianggap makan gaji buta.
Baca Juga:
Mereka terlihat begitu malas kala mentas di lapangan. Upaya yang ditunjukkan Mexes dan Menez disebut tak sebanding dengan uang besar yang dikeluarkan Milan untuk mengupah mereka.
Jangan lupa menyebut nama Mario Balotelli. Milan urung mempermanenkan status Balo karena striker kelahiran Palermo itu tak memperlihatkan sikap ideal selama menjalani masa peminjaman musim lalu.
"Manajemen tim bertindak bagus dengan melego sejumlah karakter buruk pada musim panas. Musim lalu, pemain yang jarang bermain tak berlatih sungguh-sungguh dan memulai pertengkaran internal di ruang ganti," kata Abbiati, sosok yang mengantar Milan meraih scudetto pada 1998-1999.