Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Inter Milan terkenal pernah melakukan sejumlah blunder transfer pada masa lalu, termasuk saat menjual Philippe Coutinho ke Liverpool FC. Direktur Olahraga Piero Ausilio tak mau kesalahan serupa terjadi dengan pemain Inter kini, Gabigol (20).
Inter Milan merekrut Coutinho dari klub Brasil, Vasco da Gama, senilai 4 juta euro (Rp 57,1 miliar) saat dia masih berusia 16 tahun.
Coutinho tetap di Vasco sebagai pinjaman hingga transfernya efektif per Juli 2010 atau ketika dirinya berumur 18 tahun.
Presiden Inter kala itu, Massimo Moratti, mengatakan, "Coutinho adalah masa depan Inter". Apa yang terjadi berikutnya?
Gelandang serang berpostur mungil itu cuma mencetak 3 gol dalam 28 penampilan liga (2010-2013), sempat dipinjamkan ke Espanyol (2011-2012), dan kesulitan mendapatkan tempat di skuat utama Inter.
Ia dijual seharga 13 juta euro pada Januari 2013. Sisa riwayatnya adalah kegemilangan selama tiga tahun karier di Liverpool.
#LFC paid £8.5M to sign Philippe #Coutinho from Inter in 2013. How much do you think he's worth now??? pic.twitter.com/LdHHM2ZCB6
— Philippe Coutinho (@LFC_NO10) November 11, 2016
Inter diakui melakukan blunder fatal karena tak bersabar mengasah potensi Coutinho. Akhirnya, Liverpool-lah yang menuai manisnya bakat spesial Cou.
"Kami mengorbankan Coutinho karena klub tak pernah menunjukkan kesabaran," ucap Ausilio kepada Sky Sports.
Tiga tahun setelah kepergian Coutinho, Inter melakoni kejadian serupa. Mereka merekrut Gabriel Barbosa Almeida alias Gabigol, pemain potensial lain dari Brasil, tiga hari sebelum dia genap berumur 20 tahun (27/8/2016).
Penyerang muda dengan janggut lebat ini digadang-gadang sebagai calon bintang top Brasil. Seperti deja vu, Presiden Erick Thohir meletupkan pujian kepada Gabigol, serupa Moratti buat Coutinho.
"Kontribusi Gabigol akan krusial untuk sekarang dan masa depan klub. Kami yakin Frank de Boer adalah pelatih tepat untuk mengeksplotasi talentanya," kata Thohir setelah kedatangan Gabigol.
Baca Juga:
Apa yang terjadi berikutnya adalah situasi kontradiktif. De Boer dipecat dini dari kursi pelatih, sedangkan Gabigol cuma dikasih kans tampil satu partai, 16 menit saja!
Karena minimnya kesempatan, Gabigol disebut diminati oleh sederet calon peminjam, seperti Empoli dan Pescara, pada bursa Januari. Bagaimana, Ausilio?
"Gabriel masih muda. Jangan lupakan bagaimana minimnya waktu yang kami berikan untuk Coutinho di Inter beberapa tahun lalu. Kami ingin menghindari situasi seperti yang menimpa Coutinho," ucap sang juru transfer.
Apakah nasib Gabigol akan membaik dengan pergantian pelatih ke Stefano Pioli?
"Sejauh ini, Gabriel masih menghadapi persaingan ketat di lini depan. Waktunya akan tiba segera," kata Ausilio lagi.