Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Terpilihnya Iwan Budianto sebagai Wakil Ketua Umum II PSSI dalam kongres PSSI yang digelar di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Kamis (10/11/2016), membawa dilema bagi Arema Cronus.
Penulis: Ovan Setiawan
Betapa tidak? Secara otomatis Iwan harus melepaskan jabatannya sebagai CEO klub berjulukan Singo Edan tersebut.
Hal ini untuk menghindari adanya konflik kepentingan. Sebagai pengurus PSSI, Iwan tidak boleh lagi terlibat dalam kepengurusan klub di bawah naungan federasi.
“Aturannya memang seperti itu, tidak boleh ada konflik kepentingan antara klub dan PSSI,” ungkap Media Officer Arema, Sudarmaji.
Soal siapa yang akan menggantikan Iwan sebagai CEO, sejauh ini manajemen Arema masih belum menentukan lebih jauh.
“Bisa dipastikan Pak Iwan Budianto akan melepaskan jabatannya sebagai CEO Arema. Suatu saat pasti akan ada yang menggantikan, tapi tidak dalam waktu dekat karena memang bukan kebutuhan yang mendesak,” ungkap Manajer Umum Arema, Ruddy Widodo.
Jarang
Iwan resmi menjabat sebagai CEO Arema pada 2012 setelah klub resmi diakuisi oleh Bakrie Group dan meleburkan diri dengan Pelita Jaya. Hanya, belum satu pun gelar juara menghiasi kiprahnya di klub kebanggaan Malang tersebut.
Tim penuh bintang Arema hanya menjadi runner-up musim 2012-2013 dan terhenti di semifinal edisi 2014. Namun, torehan kurang maksimal itu tidak mengurangi apresiasi terhadap kinerja Iwan di klub.
“Sebenarnya tolok ukur prestasi CEO bukan hanya dilihat dari prestasi, tetapi juga banyak aspek yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah eksistensi dan bagaimana menjaga iklim klub tetap kondusif,” sambung Ruddy.
Selama menjabat sebagai CEO Arema, keuangan Arema cukup kondusif. Hal tersebut juga bisa dilihat dari banyaknya sponsor yang masuk ke Arema.
Baca Juga:
Selain itu, dalam usia relatif muda, 43 tahun, Iwan dikenal dekat dengan pemain dan bahkan bisa memerankan dua sosok sekaligus di mata pemain. “Bos Iwan bisa menjadi seorang bapak dan teman bagi pemain,” ungkap salah satu pemain, Juan Revi.
Kiper gaek Arema, Achmad Kurniawan, menyebut Arema akan sulit mencari pengganti Iwan. “Mungkin ada, tapi sepertinya sulit karena jarang ada orang yang loyal terhadap sepak bola di Indonesia,” ucapnya.
Iwan sendiri cukup mengetahui seluk-beluk Arema jauh sebelum menjabat sebagai CEO. Pada 1998 dia pernah menjabat sebagai Manajer Arema, kemudian membawa Arema masuk babak 8 besar Ligina VIII pada 2002.
Di luar Arema dia pernah menjabat sebagai Manajer Persik Kediri dengan prestasi tertinggi membawa Persik sebagai juara Ligina XII pada 2006.
[video]https://video.kompas.com/e/5210582460001_v1_pjuara[/video]