Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
“Saya lelah terus menjadi supersub.” Ucapan penuh makna ini terlontar dari mulut Alvaro Morata. Kepada Marca, penyerang timnas Spanyol itu mengaku bahwa dirinya mulai gerah menjawab pertanyaan seputar jam terbangnya di Real Madrid yang masih minim.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Sejak melakoni debut pada Desember 2010, dalam sebuah laga La Liga kontra Real Zaragoza, hingga ikut ambil bagian dalam tim la decima yang menjuarai Liga Champions 2013/14, Morata tak pernah sepenuhnya menjadi bagian dari penghuni tim inti Los Merengues.
Menit mainnya selalu terkebiri aksi para senior. Dimulai Raul Gonzalez, Gonzalo Higuain, hingga terbentuk trio BBC yang beranggotakan Gareth Bale, Karim Benzema, dan juga Cristiano Ronaldo.
Bahkan setelah pulang dari masa pinjaman dua musim di Juventus pun, Morata masih juga berstatus cadangan.
Jika selama empat musim sebelum hijrah ke Juventus pada awal 2014/15 Morata lebih sering menahan diri, kali ini bomber berusia 24 tahun ini mulai berani bersuara.
Hasta el rabo todo es toro!!! Vamooos!!! pic.twitter.com/PS7tALxuS0
— Álvaro Morata (@AlvaroMorata) November 15, 2016
Namun, bukan tanpa alasan kuat apabila Morata mulai mengungkapkan kegerahan menjalani laga dari bangku cadangan.
Sebabnya, hingga musim kompetisi 2016/17 menginjak bulan November, Morata mampu menduduki tangga teratas el pichichi klub.
Terhitung sejak musim panas 2009, berbarengan dengan perekrutan Ronaldo dari Manchester United, tak ada satu pemain pun yang bisa melakukan apa yang dilakukan Morata ini.
Dengan raihan delapan golnya, empat di La Liga, dan masing-masing dua di Copa del Rey dan di LC, Morata unggul satu gol dari koleksi Ronaldo. Memang, Madrid bisa dibilang baru melewati sepertiga dari total musim kompetisi.