Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Barangkali memang terlalu cepat untuk menjatuhkan vonis. Namun, berdasarkan tren di klub tersebut, besar kemungkinan Manchester City bukanlah tim yang merengkuh mahkota Premier League 2016/17.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Hasil seri 1-1 dengan Middlesbrough (5/11) di Etihad Stadium berarti City tanpa kemenangan dalam tiga pertandingan kandang terkini.
Hal tersebut yang menurunkan kemungkinan The Citizens menjuarai liga musim ini. Faktanya, mereka butuh rekor kandang yang fantastis untuk mengklaim trofi EPL.
Saat menjuarai EPL 2011/12 dan 2013/14, City tidak pernah gagal menang sampai tiga pertandingan!
Pada 2011/12, Manchester Biru cuma sekali gagal meraup angka penuh, yakni ketika bermain seri 3-3 dengan Sunderland pada 31 Maret 2012.
Dua musim berselang, City cuma dua kali tidak menang di Etihad, yaitu saat kalah 0-1 dari Chelsea (3/2/2014) dan seri 2-2 dengan Sunderland (16/4/2014).
Dua Catatan
Tentu saja namanya probabilitas tidak selalu menentukan hasil akhir. Mengingat musim kompetisi 2016/17 masih panjang, pintu juara bagi City masih terbuka.
Meski begitu, ada dua catatan yang perlu segera dicari jawaban oleh Manajer Pep Guardiola.
Yang pertama adalah fokus dalam pertahanan. Sejauh ini, City memperlihatkan mereka sering kehilangan konsentrasi yang berujung blunder.
Hingga pekan ke-11 EPL 2016/17, City telah membuat total tujuh defensive error. Rekor itu merupakan yang tertinggi saat ini. Jumlah yang sama dimiliki Swansea City, tim di peringkat 19 klasemen.
Mengekor dua tim itu dalam daftar kesalahan dalam bertahan adalah Crystal Palace dan Middlesbrough (6 kesalahan) serta Liverpool dan Leicester City (5).
Dari tujuh blunder City tadi, sebanyak dua kesalahan berakhir menjadi gol bagi kubu lawan.
Catatan yang kedua adalah penentuan formasi. Guardiola tampaknya masih bingung menentukan pola terbaik.
EPL baru berjalan 11 pekan, manajer asal Spanyol itu telah menggunakan lima formasi berbeda. Guardiola sepertinya akan terus menguras otak demi menemukan taktik terbaik.
Tapi, Guardiola jangan berlamalama. Tergusurnya mereka dari puncak klasemen, yang sempat diduduki sejak pekan kedua merupakan sinyal mendesaknya momen perbaikan.
Jika masih memakan waktu, City Guardiola akan sulit bersaing dengan Liverpool arahan Juergen Klopp dan Chelsea asuhan Antonio Conte. Baik Klopp maupun Conte telah menemukan formula terbaik di tim masing-masing.