Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Raut wajah kurang bersemangat ditunjukkan Diego Simeone saat menerima penghargaan sebagai Pelatih Terbaik La Liga 2015-2016 dari Marca atau lebih dikenal sebagai Miguel Munoz Award, Selasa (8/11/2016).
Penulis: Verdi Hendrawan
Bagaimana Diego Simoene mau semangat ketika Atletico Madrid baru saja terdampar di posisi ke-4 usai takluk 0-2 dari Real Sociedad (5/11).
Diego Simeone dipandang sebagai pelatih terbaik La Liga musim lalu lantaran membuat Atletico mampu bersaing dengan Barcelona dan Real Madrid.
Meski hanya finis di posisi ke-3, Los Colchoneros hanya tertinggal tiga poin dari Barcelona, yang menjadi juara, dan dua dari Real Madrid.
Simeone mampu menjaga peluang juara Atletico tetap terang hingga dua pertandingan terakhir.
Namun, kekalahan 1-2 mengejutkan dari Levante sebelum laga pamungkas menutup peluang juara mereka.
"Penghargaan ini menunjukkan bahwa tim telah melakukan pekerjaan yang sangat baik dan saya hanya menjadi lambang dari keberhasilan tersebut. Semua pihak telah bekerja secara kolektif," ucap Simeone kepada Marca.
@Simeone and Oblak received the Miguel Muñoz and Zamora awards. Congratulations!
— Atleti English (@atletienglish) November 7, 2016
https://t.co/AOd1j5OPPD #GoAtleti #PremiosMARCA pic.twitter.com/YxASQyeGhL
Kondisi sebaliknya terjadi pada musim 2016-2017. Konsistensi permainan Atletico menurun tajam.
Atleti tampak tidak mampu bersaing dengan Real Madrid dan Barcelona, yang sebenarnya juga tidak tampil superior.
Dalam 11 pertandingan perdana musim ini, Atletico telah mengalami dua kekalahan dan tiga kali imbang.
Atletico kini telah tertinggal enam poin dari Real Madrid di puncak klasemen.