Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
AC Milan telah memberikan pertunjukan bahwa anak muda dan pemain asli Italia bisa diandalkan membuat sebuah tim menjadi kompetitif. Pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, mungkin mengambil ItalMilan sebagai inspirasi untuk membalikkan peruntungan timnya.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Atalanta remuk pada lima pekan pertama. Mereka kalah empat kali dan berada di posisi ke-19 klasemen.
Tetapi, sekarang La Dea dalam streak tak terkalahkan di tujuh pertandingan terbaru. Mereka menang enam kali dan melesat ke peringkat lima.
Semua karena keberanian Gasperini mengambil risiko memainkan lebih banyak pemain muda sekaligus jebolan akademi Atalanta sendiri.
Pada lima pekan pertama, ia masih mengandalkan banyak pemain senior.
Pemain muda yang rutin bermain paling hanya Franck Kessie (19 tahun). Andrea Conti (22) cuma sesekali dipercaya menjadi starter.
Namun, usai kalah 0-1 dari Palermo di kandang sendiri (21/9), Gasperini mengambil keputusan berani.
Pada laga keenam menghadapi Crotone (26/9), Andrea Petagna (21) dimainkan sebagai penyerang utama menggantikan striker senior, Alberto Paloschi.
Berikutnya saat melawan Napoli (2/10), Gasperini tambah pede. Mattia Caldara (22) dan Roberto Gagliardini (22), dua jebolan akademi Atalanta, dijadikan starter.
Lantas ketika menghadapi Fiorentina (16/10), Conti juga mulai dimainkan reguler.
Caldara, Gagliardini, Conti, dan Petagna. Dalam dua pertandingan terakhir, empat orang ini menjadi poros ItalAtalanta di dalam jajaran starter La Dea. Gagliardini sekarang bahkan sudah berbaju timnas Italia senior.
Kontribusi mereka luar biasa. Saat Atalanta menang 3-0 atas Genoa (30/10), Gagliardini membuat satu assist, sedangkan Petagna dua assist.
Ketika terakhir menghancurkan Sassuolo 3-0 (6/11), Caldara bikin satu gol hasil assist Gagliardini dan Conti juga menyumbang satu gol.
Sebagai perbandingan, pada pekan pertama, rata-rata usia starter yang dipakai Gasperini 26,36 tahun.
Akhir pekan kemarin, angkanya menjadi 24,54 tahun. Satu lagi bukti pemain muda memang bisa menjadi penentu.
Tetapi, Gasperini tidak mau terburu-buru yakin Caldara dkk akan bisa membawa Atalanta lolos ke kompetisi antarklub Eropa.
"Terlalu dini membicarakan hal itu. Kita bisa berdiskusi lagi soal ini jika kami masih berada di posisi ini setelah kompetisi berjalan tiga perempat," katanya di Guardian.
Kendati demikian, Gasperini menyambut ide Atalanta perlu terus memaksimalkan pemainpemain jebolan akademinya sendiri.
"Hal itu bisa dilakukan. Saya sudah melihat ada banyak pemain menarik di tim junior kami. Proyek klub ini jelas: fokus pada pemain akademi dan membangun identitas kuat dengan wilayah kami. Mungkin seperti Athletic Bilbao di Spanyol dengan gaya Atalanta," ujar Gasperini.