Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Stefano Pioli pernah mengantar Lazio finis di zona Liga Champions pada 2014-2015. Kini, bersama Inter Milan yang tengah dalam performa buruk, dia masih berpeluang melakukannya.
Pioli bekerja secara impresif dalam musim pertamanya menukangi Lazio di Serie A 2014-2015. Dia mengantar Gli Aquilotti finis di posisi tiga klasemen akhir yang berhadiah partisipasi ke babak play-off Liga Champions 2015-2016.
Sentuhan emas Pioli diharapkan kembali terlihat di klub barunya, Inter Milan. Keajaiban seperti sulit terjadi karena Il Biscione kini terlempar ke papan tengah Serie A 2016-2017.
Inter Milan bertengger di posisi sembilan klasemen dengan mengoleksi 17 poin atau terpaut delapan angka dari penghuni peringkat tiga, AC Milan.
Namun, musim sebenarnya masih berada dalam periode awal. Terdapat 26 pertandingan sisa dengan potensi poin maksimal sebanyak 78.
Terasa muluk-muluk memang mengharapkan Inter Milan asuhan Pioli memenangi 26 partai berikut. Akan tetapi, fan Inter boleh menatap kebangkitan pad paruh kedua musim.
Pioli pernah melakukannya bersama Lazio. Sampai pekan ke-22 Serie A 2014/15, Gli Aquilotti besutan Pioli berjarak delapan angka dari Napoli di posisi ketiga.
Berkat kemenangan dalam delapan laga beruntun dari pekan ke-23 sampai 30, Lazio sukses mengubah situasi. Gli Aquilotti sukses mengakhiri musim di undakan ketiga dan bahkan surplus lima angka dari Fiorentina yang persis berada di bawah mereka.
Berkaca dari tren dalam 10 musim terakhir, sebuah tim perlu mengumpulkan 72 poin untuk bisa bertengger di peringkat tiga.
Jumlah poin itu akan tercapai andai Inter Milan bisa mengoleksi rata-rata 2,11 poin per gim.
Pekerjaan rumah Pioli kini adalah mendongkrak rasio perolehan poin Il Biscione. Rata-rata poin per laga Inter Milan sebelum kehadiran Pioli cuma 1,41.