Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sejak usia 11 tahun, Moses sudah ditinggal orang tuanya, seorang pendeta di Nigeria yang terbunuh dalam pergolakan. Moses lalu pergi ke Inggris dalam upaya mencari suaka dan kemudian bersekolah serta bergabung di tim sepak bola sekolah.
Bakat besar di sepak bola lalu membuat akademi sepak bola klub Crystal Palace mengajaknya bergabung sejak 2007 hingga 2010. Pada usia 20 tahun, Wigan Athletic merekrutnya dan di klub inilah Moses bertemu Melchiot, bek Chelsea yang melanjutkan karier di Wigan.
“Saya bermain dengan Moses di bawah asuhan Roberto Martinez, yang terkesan pada talentanya. Kami pernah berbicara mengenai bagaimana mungkin klub besar tidak bisa melihat Moses. Tidak butuh waktu lama lalu Chelsea melihat kualitas Moses dan menariknya,” kata Melchiot.
Namun, gegar budaya karena berangkat dari kerasnya kehidupan masa lalu serta masih berusia muda tampaknya membuat Moses sulit untuk fokus. Tidak hanya di pertandingan, melainkan pula di tempat latihan.
Moses pun menjadi pemain yang tidak terlihat di tengah lubernya bintang di Chelsea. Hal inilah yang membuat Moses sering dipinjamkan ke berbagai tim sampai akhirnya Conte memberinya peran yang membuat Moses mendapatkan tanggung jawab lebih besar.