Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sepak bola Asia Tenggara menerima kabar baik. Hal tersebut tidak terlepas dari keputusan Asosiasi Sepak Bola Tertinggi Dunia (FIFA) untuk kali pertama mengakui turnamen Piala AFF.
Dengan demikian, Piala AFF 2016 yang akan digelar 19 November akan meningkat secara prestise setelah diakui FIFA sebagai kategori A peringkat turnamen.
Pengakuan FIFA terhadap Piala AFF tidak terlepas dari meningkatnya penonton televisi dan jumlah penonton yang datang menyaksikan turnamen yang digelar setiap dua tahun sekali ini.
"Kami baru saja menerima deklarasi dari Federasi Sepak Bola Asia (AFC) bahwa Piala AFF saat ini menawarkan poin peringkat internasional," kata Sekretaris Umum AFF, Datuk Seri Azzuddin Ahmad kepada ESPN FC.
"Kami memiliki 11 anggota yang membuat permohan kepada AFC. Dengan dukungan mereka, Piala AFF kini meningkat dari segi prestise. Piala AFF tidak hanya menawarkan kegembiraan di wilayah ini, tetapi di seluruh dunia. Piala AFF adalah turnamen premier kami dan bank emas kami untuk memasarkan secara komprehensif," tuturnya.
Fourteen years ago #Thailand battled #Indonesia in one of the greatest finals in ASEAN Football Championship history... #AFFSuzukiCup pic.twitter.com/CTV9OusxDG
— AFF Suzuki Cup (@affsuzukicup) November 8, 2016
Salah satu bukti Piala AFF menjadi magnet perhatian di kawasan Asia Tenggara adalah tercatatnya rekor 192 juta penonton televisi saat Piala AFF 2010. Saat itu, Malaysia menjadi juara setelah mengalahkan Indonesia dengan agregat 4-2.
Dua pertandingan final tersebut disaksikan sekitar 15 juta penonton dari Indonesia. Angka tersebut dua kali lipat dari penonton televisi Indonesia saat Piala Dunia 2010 berlangsung.
Pada 2014, sekitar 15 juga warga Malaysia menyaksikan event tersebut melalui televisi berbayar.
Baca Juga:
Azzuddin menjelaskan, salah satu kesepakatan yang dicapai adalah menghapuskan babak kualifikasi yang diikuti 4 negara. Pada Piala AFF 2016, Kamboja menjadi tim yang lolos dari babak kualifikasi. Otomatis, mereka berada di Grup B bersama Myanmar, Malaysia, dan Vietnam.
"Hanya ada 2 grup dan tim bermain dengan sistem kandang dan tandang. Negara-negara akan dipilih berdasarkan poin peringkat mereka dan dengan cara undian. Langkah ini lebih aktraktif untuk nilai komersial," jelas Azzuddin.