Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ada kesamaan antara Robin van Persie, Phil Neville, Darren Fletcher, dan Emile Heskey. Mereka semua mengirim putra-putranya untuk bersekolah sepak bola di Akademi Manchester City atau yang punya nama resmi The City Football Academy.
Penulis: Dian Savitri
Dua puluh satu bulan yang lalu, di atas tanah seluas 33 hektar, dibangun The City Football Academy dengan biaya 200 juta pound. Di tempat itu juga pasukan Manchester City senior asuhan Pep Guardiola berlatih, bersama sekitar 450 pemain muda.
Dua bulan lalu, Guardiola sudah mempromosikan para pemain junior ke tim inti, yaitu Angus Gunn, Tosin Adarabioyo, Pablo Maffeo, Angelino, dan Aleix Garcia.
Mereka mengikuti jejak Kelechi Iheanacho, yang sudah membuat tiga gol musim ini di liga domestik. Iheanacho masuk ke tim senior musim lalu ketika City masih ditangani Manuel Pellegrini.
Musim lalu, tim-tim dari Akademi City memenangi 15 trofi , mulai dari level U-10 hingga U-18. Jason Wilcox, kepala akademi, punya cita-cita untuk membuat Guardiola dimanjakan dengan bisa memilih dari banyak pemain muda lulusan akademi sendiri.
Guardiola memang dikenal sebagai manajer yang lebih suka mendidik pemain muda kalau memungkinkan, seperti yang dilakukannya bersama Barcelona.
Ditambah cita-cita Wilcox, bisa jadi reputasi City, yang gemar membeli pemain sudah jadi dengan harga mahal, akan luntur.
“Saya orang yang tidak mudah dibuat kagum, namun belum pernah melihat sedemikian banyaknya bakat yang ada di akademi ini. Saya berharap bisa terus berada di akademi ini dalam 10 tahun mendatang,” kata Wilcox kepada The Mirror.
“Kami ingin Guardiola bisa memiliki sangat banyak pilihan. Target kami adalah mengisi skuat inti dengan pemain-pemain dari akademi. Lebih bagus lagi jika mereka adalah yang berasal dari Manchester,” kata Wilcox lagi.
Dua pertiga dari murid akademi berasal dari area Manchester. Menurut Wilcox, murid-murid itu sangat bangga jika Guardiola menyaksikan mereka berlatih atau hadir di pertandingan tim junior.
Pendidikan yang diberikan di City Football Academy tidak hanya sepak bola, namun juga pelajaran sekolah.
Mereka mendapatkan pelajaran formal di St. Bedes School, yang letaknya dekat dengan akademi. Selain itu, juga ada pelajaran budi pekerti.
Jika ada murid yang tidak sopan, maka akan mendapatkan hukuman. Kalau sudah dihukum, maka akan sulit untuk mereka bisa masuk ke tim inti.
“Tidak ada yang lebih buruk dibandingkan melihat pesepak bola terkenal yang tidak punya tata krama atau hormat kepada orang lain,” kata Wilcox. Kesimpulannya, pemain masa depan City hasil didikan akademi adalah mereka yang punya kualitas tinggi di lapangan, namun tetap rendah hati.