Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manajer Leicester City, Claudio Ranieri, mengatakan, timnya menderita secara fisik sebagai akibat dari "eksploitasi" di Liga Champions.
Manajer Leicester City, Claudio Ranieri, mengungkapkan, timnya butuh istirahat setelah menelan kekalahan 1-2 dari West Bromwich Albion di kandang sendiri, King Power Stadium, Sabtu (6/11/2016).
Ini merupakan kekalahan pertama The Foxes, julukan Leicester City, di kandang sendiri dalam 14 bulan terakhir.
Dengan hasil ini, berarti Leicester hanya memenangi satu dari enam pertandingan terakhir mereka di Premier League. Ranieri mengakui bahwa pemainnya, yang juga berlaga di Liga Champions, saat ini butuh istirahat.
Karena itu, Claudio Ranieri pun mensyukuri adanya jeda internasional FIFA dari tanggal 8-16 November 2016. Menurut dia, hal itu datang pada waktu yang tepat bagi Leicester City.
REACTION: Claudio Ranieri reflects on a first home #PL defeat in 14 months for #lcfc - https://t.co/yEHFZOGvvG #LeiWba pic.twitter.com/rIoNwLkMVK
— Leicester City (@LCFC) 6 November 2016
"Itu (kalah dari West Brom) bukan pertandingan yang baik bagi kami. Kami sedikit beruntung, tetapi itulah sepak bola. Kami perlu 'mengisi ulang' energi selama istirahat," kata Ranieri.
"Kami mencoba untuk memainkan pola permainan kami, tetapi sulit. Kami harus menemukan solusi bersama," kata pelatih asal Italia tersebut.
Penampilan Leicester di Premier League sangat kontras dengan di Liga Champions. Di Premier League, juara bertahan ini menduduki peringkat ke-14 dengan mengumpulkan 12 poin.
Sementara itu, di Liga Champions, The Foxes memimpin klasemen sementara Grup G dengan 10 poin dan belum pernah terkalahkan.
Ranieri menuturkan, ia akan berbicara dengan para pemainnya terkait permasalahan yang sedang dihadapi.
PICTURED: Substitute Shinji Okazaki drives at the FC Copenhagen defence as we enter the final stages here at Parken Stadium. #FckLei pic.twitter.com/hDRAdf4Jxw
— Leicester City (@LCFC) 2 November 2016
"Hari ini tidak mudah. Kami mungkin bermain terlalu banyak di Liga Champions. Untuk pertama kalinya, kami tidak 'cair'. Hal ini aneh bagi kami. Kami harus berbicara untuk menemukan solusi bersama," ujarnya.
"Kami harus tetap bersama-sama seperti yang kami lakukan musim lalu ketika semuanya berjalan dengan benar," ujar eks pelatih AS Roma, Inter, dan AS Monaco itu.