Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
1995. Saat itu, Aji Santoso dielu-elukan sebagai bek sayap andalan Singo Edan, julukan Arema.
Menuju laga di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Minggu (6/11/2016), Aji Santoso menyebut Arema hanya bagian dari masa lalunya. Kini, dia ingin membawa Persela memetik poin dari tuan rumah.
”Saya pernah dibesarkan dan membesarkan Arema. Tetapi, bagi saya itu adalah masa lalu,” ucap Aji Santoso jelang laga lanjutan TSC 2016 ini.
Aji adalah salah satu deretan pemain fenomenal yang lahir dari klub kebanggaan Arek-arek Malang tersebut. Dia bagian dari Arema Malang saat merengkuh gelar juara Galatama edisi 1992/1993.
Namun pada 1995, Aji membuat sakit hati publik sepak bola Malang, khususnya fans Arema, dengan kepindahannya ke Persebaya Surabaya. Persebaya merupakan musuh bebuyutan Arema.
”Persiapan Persela sudah maksimal dan tidak ada masalah."
Pelatih Persela, Aji Santoso
Kala itu, dia mencatatkan rekor transfer termahal dengan harga Rp 50 Juta.
Kini, Aji kembali datang sebagai rival Arema. Dia pun cukup optimistis pasukannya mampu mencuri poin di kandang Arema.
”Persiapan Persela sudah maksimal dan tidak ada masalah. Kami juga sudah uji coba lapangan. Arema merupakan tim besar, semua orang pasti tahu kekuatan mereka,” kata Aji.
”Kami akan berusaha menahan mereka di kandangnya,” ucapnya.
Sentuhan tangan dingin Aji Santoso, yang menangani Persela sejak putaran kedua TSC, banyak membawa perubahan. Setidaknya, selama lima laga mereka hanya kalah sekali dari Barito Putera.
Baca juga:
Selebihnya, Persela dua kali menang dan dua kali imbang. Laga melawan Arema merupakan kembalinya Aji mendampingi pemainnya di lapangan setelah sebelumnya absen saat Persela menjamu PS TNI di Sidoarjo pada Minggu (30/10/2016).
Dia menjalani hukuman dari PT Gelora Trisula Semesta (GTS) akibat kedapatan menghina wasit Wendy Umar Senoaji. Hal itu dilakukan saat Persela menahan tuan rumah Perseru Serui, 17 Oktober 2016.
[video]https://video.kompas.com/e/5192489925001_v1_pjuara[/video]