Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tottenham Hotspur boleh saja mengantongi predikat langka sebagai satu-satunya tim yang belum mengalami kekalahan di Premier League 2016-2017. Akan tetapi, apalah makna status tersebut apabila tak disertai posisi puncak di klasemen sementara.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Bermodal rekor masingmasing lima menang dan lima seri, Spurs hanya bisa menduduki tangga kelima klasemen.
Di sisi lain, meski sempat kalah di gameweek pembuka, Arsenal justru mampu bersanding sejajar dengan Manchester City dan Liverpool dalam three way tie di peringkat teratas.
Sederet hasil mengecewakan dalam dua pekan terakhir menjadi penyebab melorotnya posisi The Lilywhites dari pos runner-up di pekan ke-7 tersebut.
Ironis, dekadensi berupa tiga skor imbang beruntun di Premier League, kekalahan di Piala Liga, serta satu imbang dan satu kalah di Liga Champion ini diderita justru seusai Spurs menundukkan Man. City.
“Masalah kami bukanlah soal sikap, tetapi murni karena kami tidak bisa menunjukkan kualitas asli kami. Tim ini seharusnya bisa tampil jauh lebih baik. Para pemain mungkin masih mencerna bagaimana bermain di PL dan LC, dua kompetisi tersengit. Saya menantikan reaksi mereka setelah ini,” ujar Mouricio Pochettino, pelatih Spurs, seperti dikutip Guardian.
Komentar seusai kekalahan kandang 0-1 dari Bayer Leverkusen ini melanjutkan apa yang dituturkan sang arsitek beberapa hari sebelumnya.
Menurut eks peracik strategi Espanyol itu, para pemainnya seolah tak punya cukup kualitas untuk menuntaskan peluang demi peluang di muka gawang lawan.
Melawan Leverkusen, Dele Alli dkk hanya mampu mencatat dua tembakan tepat sasaran dari total sembilan yang dilepaskan. Satu mengenai tiang dan satu lagi mengarah tepat ke pelukan kiper wakil Bundesliga itu.
Pada partai sebelumnya versus Leicester, hanya lima dari 22 tembakan Spurs yang menyasar target.
Urusan menggedor bukan satu-satunya problem Tottenham. Dekadensi juga tersaji di wilayah pertahanan, di mana gawang Hugo Lloris dan Michel Vorm lima kali bobol dalam enam laga ke belakang. Sebelumnya, rekor Suprs adalah tiga kemasukan dari total enam kali main.
Pochettino menuntut reaksi dari para pemainnya tatkala mereka bertamu ke Emirates dalam laga pekan ke-11 Liga Inggris bertajuk Derbi London Utara kontra Arsenal.
Mengacu pada tren terkini kedua kubu, rasanya sulit bagi Tottenham untuk mengulangi kemenangan 3-2 yang diraih November enam tahun silam.
Maklum, di saat Spurs merana, sang rival abadi justru tengah menikmati laju tanpa kalah sejak digasak Liverpool 3-4 di medio Agustus.
Tak cuma nirkalah, pasukan Gudang Peluru juga meraih 12 kemenangan dari total 15 laga tersebut. Singkat kata, Arsenal sedang on fire!
“Saat ini kami sedang penuh percaya diri. Hasil melawan Ludugorets (Arsenal unggul 3-2 setelah sempat tertinggal 0-2) penting untuk meneruskan momentum menjelang derbi dilepas nanti,” ucap Aaron Ramsey, gelandang tuan rumah yang baru kembali menambah jam terbang setelah lama terlilit cedera.
Mesut Oezil meneruskan statusnya sebagai figur spesial Arsenal di musim ini. Lewat gol kemenangan yang dicetaknya kontra Ludogorets, Oezil tak hanya menambah koleksinya menjadi 7 gol, tetapi juga memperlihatkan kepercayaan diri, kematangan, dan kejeniusan, dalam menghadapi situasi sulit.
Jika Tottenham harus menderita kekalahan pertama, north London derby adalah tempatnya.
PRAKIRAAN FORMASI
Arsenal: 33-Cech, 24-Bellerin, 20-Mustafi, 6-Koscielny, 3-Gibbs, 34-Coquelin, 35-Elneny, 15-Oxlade-Chamberlain, 11-Oezil, 17-Iwobi, 7-Alexis Pelatih: Arsene Wenger
Tottenham: 1-Lloris, 2-Walker, 15-Dier, 5-Vertonghen, 3-Rose, 12-Wanyama, 20-Alli, 17-Sissoko, 7-Son, 23-Eriksen, 9-Janssen. Pelatih: Mauricio Pochettino
PREDIKSI: BOLA: 60-40