Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Dominika Cibukova Mencuri Panggung Final WTA

By Kamis, 3 November 2016 | 08:24 WIB
Petenis Slovakia, Dominika Cibulkova, melakukan selebrasi setelah mengalahkan Svetlana Kuznetsova (Rusia) pada babak semifinal turnamen WTA Finals di Singapore Indoor Stadium, Singapura, Sabtu (29/10/2016). (ROSLAN RAHMAN/AFP PHOTO)

Sejatinya partai puncak Final WTA yang berlangsung di Indoor Stadium, Singapura, Minggu (30/10/2016), milik Angelique Kerber. Maklum saja, unggulan pertama asal Jerman itu baru saja menjadi nomor satu dunia dan ingin menuntaskan turnamen pamungkas WTA itu dengan status tidak terkalahkan.

Penulis: Dede Isharrudin

Namun, apa lacur, sang lawan di final, Dominika Cibulkova, bermain bak batu karang. Petenis Slovakia yang sempat dikalahkan Kerber di babak round robin itu berubah menjadi penghalang dan berbalik menang dengan skor, 6-3, 6-4.

Petenis dengan tinggi 161 cm itu bermain sangat taktis. Servis pertamanya saja yang mampu meraih poin mencapai 85 persen, sementara pukulan yang menghasilkan poin (winner) juga lebih besar ketimbang Kerber, 28 berbanding 14.

Meski bertubuh mungil, kemampuan mengejar bola ke sudut-sudut lapangan juga jauh lebih baik. Tak heran, Kerber yang selama ini dikenal lewat forehand silang yang mematikan malah sering dibuat Cibulkova mati langkah.

“Ini pencapaian terbesar dalam karier saya. Saya mendapat inspirasi dari Kerber, petenis nomor satu dunia saat ini, untuk bisa tampil maksimal di partai final ini sehingga saya juga harus berterima kasih kepadanya,” ujar Cibulkova, petenis berusia 28 tahun.

Buah Kerja Keras

Apa yang diraih The Short Queen, julukan bagi Cibulkova yang dinobatkan sesudah juara, boleh dibilang merupakan puncak dari usaha keras petenis yang sempat merosot ke posisi 66 WTA di 2015 karena cedera achiles tendon.

Bahkan, ia mengawali tahun ini dari posisi 35 WTA. Namun, berbekal perbaikan dalam hal servis, lalu mengubah strategi permainan yang lebih mengandalkan pukulan-pukulan silang dari garis belakang, Cibulkova mulai meraih hasil dengan merebut tiga gelar di tahun 2016, yakni di Katowice, Eastbourne, dan Linz.

“Saya tahu, dengan perubahan posisi peringkat satu dunia sekarang ini, persaingan di tenis putri akan jauh lebih merata. Namun, justru hal itu akan lebih sulit karena kemampuan petenis di posisi 10 besar tak jauh berbeda dan saling mengalahkan. Yang pasti, saya punya modal bagus untuk tahun 2017,” ujar runner-up Australia Terbuka 2014 yang kini menduduki peringkat 5 WTA.