Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Raheem Sterling mengaku tidak suka dengan gaya permainan yang diterapkan eks Manajer Manchester City, Manuel Pellegrini.
Pellegrini sebenarnya mengusung gaya ofensif ketika mengasuh Man City dari 2013 hingga 2016. Keunggulan penguasaan bola sudah biasa untuk tim berjulukan The Citizens itu.
Hanya, ada batasan untuk pemain yang memiliki kemampuan individu di atas rata-rata seperti Sterling.
"Bersama pelatih sebelumnya, kami cuma boleh melakukan dua sentuhan dalam sesi latihan. Gaya ini tidak cocok dengan saya yang suka mengolah bola," tutur Sterling.
Alhasil, produktivitas Sterling mengalami penurunan drastis. Dia cuma mencetak sebelas gol dan sepuluh assist dalam 47 pertandingan musim 2015-2016.
.@Notamendi30, @Guendogan8 or @sterling7... Who's October's @EtihadAirways POTM?
— Manchester City (@ManCity) November 2, 2016
Vote ?? https://t.co/qpEUeWn2IP #mcfc pic.twitter.com/Gb0e9ENhPo
Hal berbeda dialami Sterling pada era Josep Guardiola. Seperti Pellegrini, pria asal Spanyol ini tetap mengedepankan gaya ofensif.
Baca Juga:
Hanya, pemain seperti Sterling diberi ruang untuk "menari-nari" di daerah lawan.
"Saya belajar bagaimana memadukan dua gaya, kapan harus melakukan dua sentuhan dan melewati pemain lawan. Saya merasakan kebebasan begitu besar untuk mengekspresikan diri," ucap dia.
Hasilnya, Sterling tampil lebih tajam. Hanya dalam 16 laga, dia sudah menyumbangkan lima gol dan tujuh assist.
PEP: Our performance 11 v 11 in Barcelona was much better than out first 38 minutes here. But football is like this. #MCFCB pic.twitter.com/CGN1bCYYfs
— Manchester City (@ManCity) November 1, 2016