Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sudah lebih dari 100 kemenangan tanpa satu pun titel antarklub Eropa. Realitas itu yang harus diterima suporter Arsenal di era Arsene Wenger.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Saat Arsenal menang telak 6-0 atas Ludogorets Razgrad di matchday 3 fase grup Liga Champion (19/10), Arsene Wenger mencatatkan rekor 100 kemenangan di ajang antarklub Benua Biru.
Rinciannya, 94 kemenangan di panggung LC, sisa enam lainnya di pentas Piala UEFA. Selasa (1/11/2016), Arsenal kembali memetik kemenangan 3-2 di LC atas tuan rumah Ludogorest
Tak banyak pelatih yang mampu punya pencapaian membanggakan seperti Wenger, lebih dari 100 kemenangan di ajang antarklub Eropa.
Kendati demikian, sedikit miris juga buat suporter The Gunners yang harus mengakui tak satu pun kemenangan itu diraih di partai final.
Wenger dua kali membawa The Gunners masuk final, Piala UEFA 2000 dan Liga Champions 2006. Arsenal dan Wenger kalah di dua partai tadi, dari Galatasaray dan FC Barcelona.
Musim berlalu, Arsenal rindu ke pencapaian teratas. Terlebih dalam enam kompetisi terakhir atau sejak 2010-2011. Langkah klub London ini selalu terhenti di babak 16 besar Liga Champions.
Musim ini, Wenger optimistis bisa melewati kutukan tersebut. Namun, opini berbeda diutarakan mantan penjaga gawang legenda Arsenal, Jens Lehmann.
"Wenger dan tim Arsenal saat ini punya kualitas. Mereka sepertinya akan dengan mudah lolos dari fase grup, hanya untuk tumbang lagi di babak 16 besar. Mudah ditebak," ucap Lehmann ketika dijumpai BOLA di Singapura beberapa waktu lalu.
"Kuncinya seharusnya sederhana. Mereka lebih serius di fase grup buat memuncaki klasemen. Dengan begitu, peluang berjumpa tim lebih lemah akan lebih besar," tutur sang kiper skuat The Invincibles itu.
Penjelasan dan asumsi yang simpel serta masuk akal. Namun, realitasnya tak semudah omongan. Memang, dalam enam perjalanan terakhir, The Gunners lima kali finis di peringkat kedua grup.
Akibatnya, rival di babak berikut menjadi sangat berat: Barcelona (2010-2011 dan 2015-2016), Bayern Muenchen (2012-2013 dan 2013-2014), serta AS Monaco (2014-2015).
Cuma sekali mereka bisa berada di posisi teratas: musim 2011-2012. Toh mereka tetap apes dengan bersua rival kuat lainnya, Milan.
Musim ini tren sepertinya mulai membaik. Seperti performanya di Premier League, Arsenal menjalani kampanye LC 2016-2017 dengan lebih meyakinkan.
Sudah tujuh angka didapat dari tiga pertandingan, dua kemenangan dari Ludogorets dan FC Basel plus satu hasil imbang melawan Paris Saint-Germain di Prancis.
Untuk lolos ke fase gugur sebagai juara grup rasanya lebih realistis, tetapi melangkah lebih jauh dari fase 16 besar, mungkin sampai babak semifinal atau final, rasanya tetap seberat peluang mereka menjuarai EPL musim ini.