Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Laju Poin Meyakinkan, Arsenal Mulai Yakin Juara

By Rabu, 2 November 2016 | 20:50 WIB
Para pemain Arsenal merayakan golnya kegawang Reading dalam laga putaran keempat EFL Cup di Emirates Stadium, 25 Oktober 2016. (IAN WALTON/GETTY IMAGES)

Arsene Wenger menangani Arsenal sejak 1996-1997. Masa pengabdian dia itu hampir setara usia Premier League sendiri, yang bergulir mulai 1992-1993.

Penulis: Dwi Widijatmiko

Pengalaman membuat Sang Profesor tahu persis proses apa yang dibutuhkan sebuah tim untuk menjadi juara EPL. Arsenal sendiri pernah dibawanya menjadi kampiun pada 1997-1998, 2001-2002, dan 2003-2004.

Proses di sini terkait laju perolehan poin yang perlu dibuat oleh sebuah tim juara. Selepas pekan ke-9, Wenger mengumbar optimismenya bahwa Arsenal kali ini berpotensi menjadi juara.

Optimisme itu berpangkal dari laju perolehan poin The Gunners saat ini. "Jika Anda lihat setelah sembilan pertandingan, sebuah tren sudah dipenuhi," katanya seperti dikutip dari Guardian.

"Kami mendapatkan 20 poin, persis seperti yang dibutuhkan sebuah tim juara. Hal itu berarti tim bisa memenangi trofi apabila mengumpulkan 82 hingga 86 poin hingga akhir musim nanti."

Wenger spot on. Memang begitulah situasinya. Sejak 1992-1993, Tim-tim juara EPL mengumpulkan antara 16 hingga 27 poin hingga pekan ke-9.

Rata-rata, tim juara EPL perlu mengukir 20 poin pada pekan ke-9. Angka itu persis seperti yang dimiliki Arsenal, Manchester City, dan Liverpool sebelum gameweek 10 bergulir akhir pekan kemarin.

Wenger juga tepat soal angka final yang dibutuhkan sebuah tim juara. Rata-rata tim kampiun EPL memang mengumpulkan 86 poin pada akhir musim.

Sekarang keyakinan itu akan semakin bertambah setelah Arsenal kembali mendapatkan hasil bagus pada pekan ke-10. Sabtu (29/10/2016), Alexis Sanchez dkk. menghajar Sunderland 4-1. Tim Meriam London kini mengukir start yang bahkan lebih oke daripada tim juara 1997-1998 dan 2001-2002.

Start Arsenal 2016-2017 hanya kalah sedikit dari tim Invincibles 2003-2004. Kalau sudah begitu, wajar kan jika Arsenal mulai menebar keyakinan.

Soal Konsistensi

Tapi, sudah seberapa sering Arsenal seperti ini? Menebar keyakinan pada awal atau pertengahan kompetisi, tapi kemudian kolaps dan akhirnya gagal menjadi juara.

Start bagus sudah dibikin Alexis Sanchez dkk. Yang dibutuhkan sekarang adalah konsistensi. Sejarah memperlihatkan saat menjadi juara bersama Wenger, Arsenal punya faktor tersebut.

Kalaupun performa menurun, yang bisa diukur dari perkembangan raihan rata-rata poin per partai, dekadensi tidak boleh terlalu drastis. Hal itu terjadi pada 1997-1998 dan 2003-2004.

Arsenal tidak boleh mengulangi kesalahan seperti yang masih segar dalam ingatan terjadi pada musim lalu. Pada paruh pertama kompetisi, The Gunners memimpin klasemen dengan rata-rata meraih 2,05 poin per partai. Di akhir musim angka itu anjlok menjadi 1,86 poin per pertandingan.

Wenger merasa sekarang sudah memiliki tim yang bisa tampil konsisten untuk merealisasikan target 82 hingga 86 poin.

"Kini kami berada di posisi yang lebih kompetitif daripada lima-enam tahun lalu. Ya, sekarang kami memiliki skuat yang diperlukan untuk menjadi juara dan tim ini harus menunjukkan punya kualitas untuk menjaga energi selama 10 bulan. Semua tergantung pemain, saya, dan sedikit keberuntungan soal cedera," kata Wenger.

"Kami telah belajar banyak dari kejadian musim lalu. Hasrat dan rasa lapar untuk mencapai hasil terbaik dimiliki tim ini dan kami harus mempertahankannya," lanjut manajer asal Prancis ini.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P