Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Asisten pelatih tim nasional Indonesia, Hans-Peter Schaller, membahas taktik untuk Piala AFF dalam obrolan santai dengan wartawan di Hotel Yasmin, Karawaci, Selasa (2/11/2016).
Dikatakan sosok asal Austria itu, selama training camp (TC) para pemain ditekankan agar tidak terpaku kepada sistem atau formasi.
Sebab, Alfred Riedl sebagai pelatih kepala berniat membebankan tugas menyerang dan bertahan kepada semua pemain non-kiper.
"Jadi, kami bisa bermain dengan 10 penyerang atau 10 pemain bertahan," kata Hans-Peter.
Sepuluh pemain tersebut juga diminta untuk tidak terlalu jauh satu sama lain. Tujuannya, ketika menguasai bola, para pemain lebih mudah melakukan kombinasi.
Skenario tersebut juga disiapkan ketika tim kehilangan bola atau tengah berusaha merebut bola.
"Seorang pemain bisa saja melakukan kesalahan dengan kehilangan bola. Namun, hal itu tidak menjadi masalah karena pemain yang berada di dekatnya siap memberikan tekanan," tutur Hans-Peter.
Ada Apa Boaz Tinggalkan Pemusatan Latihan Timnas? https://t.co/Iu60hiRxS3 pic.twitter.com/S4Vr0RRzlk
— Juara (@Juara) November 1, 2016
Baca Juga:
Tekanan memang menjadi tuntutan utama kepada pemain ketika hendak mengambil alih bola dari lawan. Hal tersebut telah dibuktikan saat Indonesia menang 3-0 atas Malaysia, 6 September 2016.
Dua dari tiga gol Indonesia berawal dari kesuksesan pemain depan memberikan tekanan dan memanfaatkan kesalahan pertahanan lawan.
"Boaz dan Bachdim mampu memberikan tekanan selama 20 menit, lalu mengalami kelelahan. Kami ingin agar mereka mampu melakukannya 90 menit," ucap Hans-Peter.
Untuk menunjang permainan menekan selama 90 menit pula, tim pelatih memberikan porsi latihan fisik cukup banyak selama TC.
[video]https://video.kompas.com/e/5192489925001_v1_pjuara[/video]