Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bek Chelsea, David Luiz, senang dengan strategi baru yang diterapkan manajer Antonio Conte dalam empat pertandingan terakhir Premier League. Mengapa?
Sejak kalah 0-3 dari Arsenal di Stadion Emirates pada 24 September 2016, Chelsea mengubah formasi dari 4-4-2 ke 3-4-3.
Inovasi tersebut berjalan mulus. Luiz, yang menjaga lini pertahanan The Blues bersama Cesar Azpilicueta dan Gary Cahill, justru mampu tampil solid.
Chelsea pun mencatatkan empat clean sheet beruntun di Premier League dengan menumbangkan Hull City (2-0), Leicester City (3-0), Manchester United (4-0), dan Southampton (2-0).
Chelsea terakhir kali mengukir catatan serupa pada 2010. Bahkan, kala itu mereka mampu menjaga keperawanan gawangnya dalam lima laga kontra Stoke City (7-0), Liverpool FC (2-0), Wigan Athletic (8-0), West Bromwich Albion (6-0), dan Wigan (6-0).
Missed the game yesterday?
— Chelsea FC (@ChelseaFC) October 31, 2016
We've got the highlights https://t.co/h4qQwb9goR pic.twitter.com/sNzt5CWoJI
Akan tetapi, Luiz menolak pujian yang hanya dilayangkan untuk lini belakang Chelsea.
Baca Juga:
Palang pintu kelahiran Diadema, Brasil, 29 tahun silam ini malah menganggap Diego Costa, Eden Hazard, dan Pedro Rodriguez, yang notabene bertugas di lini serang The Blues, sebagai pemutus terdepan serangan lawan.
Dia juga mengaku rela ditempatkan di posisi manapun asalkan Chelsea bisa menang.
"Tak masalah jika saya dimainkan sebagai bek, gelandang atau di posisi lainnya. Saya selalu menikmati ketika tim saya menang," kata Luiz seperti dikutip London Evening Standard, Selasa (1/11/2016).
"Semua orang membicarakan ketangguhan bek dan kiper ketika tim Anda tidak kebobolan. Namun, bek pertama dalam sistem ini adalah Diego, Hazard, dan Pedro. Mereka tampil hebat dalam bertahan," ucap dia lagi.
Chelsea last kept 4 consecutive clean sheets in the Premier League in 2010 (Stoke 7-0, Liverpool 2-0, Wigan 8-0, WBA 6-0, Wigan 6-0). 5
— Chelsea Stats (@ChelseaStats) October 30, 2016