Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Alternatif Strategi Timnas, Wadah untuk Lilipaly?

By Anju Christian Silaban - Senin, 31 Oktober 2016 | 22:55 WIB
Pemain naturalisasi dari Belanda, Stefano Lilipaly mengikuti sesi latihan seleksi tim nasional Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Selatan, Rabu (13/3/2013). (DOK. KOMPAS.com)

 Asisten pelatih tim nasional (timnas) Indonesia, Wolfgang Pikal, menyatakan bahwa pasukannya masih menggodok opsi taktik untuk Piala AFF 2016.

Selama masa persiapan, Indonesia mengusung formasi 4-4-2. Hasilnya tergolong memuaskan. Mereka menang 3-0 atas Malaysia, 6 September 2016, dan menahan Vietnam 2-2, 9 Oktober 2016.

Hanya, menurut Pikal, Indonesia tidak boleh bergantung pada satu skema saja. Mereka dinilai membutuhkan opsi lain yang bisa digunakan tergantung siapa lawannya.

"Kami ingin menerapkan dua sistem agar lebih fleksibel di lini tengah," tutur Pikal di Hotel Yasmin, Karawaci, Senin (31/10/2016).

Diharapkan Pikal, anak-anak asuhnya bisa mewujudkan hal itu dalam dua partai uji coba berikutnya. Indonesia akan melawan Myanmar di Yangon, Jumat (4/11/2016), dan Vietnam di Hanoi, Selasa (8/11/2016).

"Kami tentu ingin memenangi semua pertandingan. Namun, penting pula buat kami menunjukkan perkembangan dalam hal taktik," kata Pikal.


Wolfgang Pikal, saat melatih Timnas Indonesia senior di lapangan Sekolah Pelita Harapan, Karawaci, Tengerang, Rabu (5/11/2015).(HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET)

Rancangan taktik baru juga bisa mewadahi Stefano Lilipaly. Dia merupakan gelandang serang bernaluri ofensif dan diprediksi menjadi pesaing Evan Dimas.

Atau, dengan menambah jumlah gelandang tengah, Lilipaly dan Evan bisa saja berduet. Adapun satu slot lain diperebutkan Bayu Pradana dan Dedi Kusnandar.

"Saya berharap Stefano bugar dan bisa bermain bagus. Jadi, kami memiliki alternatif untuk strategi," ucap Pikal.