Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Granada punya tempat khusus di hati Barcelona. Apa lagi alasannya jika bukan kepastian titel La Liga 2015/16, yang diraih Blaugrana pada pengujung Mei silam, seusai mengalahkan sang empunya rumah di Los Carmenes.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Memori teristimewa kala itu mungkin menjadi milik Luis Suarez. Maklum, bomber Uruguay tersebut memborong ketiga gol Barca. Raihan yang tak cuma menjadikannya peraih gelar el pichichi Primera Division La Liga, tapi juga penakluk Sepatu Emas di Benua Eropa.
Bukan mustahil apa yang dicatat Suarez lima bulan lalu bakal kembali terulang, ketika Granada ganti bertamu ke Camp Nou dalam lanjutan pekan ke-9 La Liga, Sabtu (29/10). Bukan semata karena Suarez, bersama Lionel Messi, tengah memimpin raihan gol bagi Barca, tapi juga lantaran buruknya kinerja sang tamu.
Granada memang baru menambah satu poin di akhir pekan seusai berbagi skor kaca mata saat menerima lawatan Sporting Gijon. Akan tetapi, sepekan sebelumnya, gawang Guilermo Ochoa menjadi bulan-bulanan pasukan Atletico Madrid, yang membombardir mereka dengan skor 7-1.
Secara overall di musim ini, 23 gol yang telah masuk ke dalam jala Granada berkontribusi besar atas status mereka sebagai satu-satunya klub yang sama sekali belum meraih kemenangan. Rekor El Grana adalah tiga kali imbang dan enam kali kalah, dengan hanya mencetak 8 biji gol.
“Laga melawan Gijon menunjukkan kemajuan dalam aspek bertahan. Namun, kami masih sangat sering kehilangan bola, sehingga kerap memosisikan kami dalam posisi berbahaya. Lawan berikut adalah Barca, tim yang akan menghukum kita dengan luar biasa dahsyat apabila membuat kesalahan,” ujar Lucas Alcaraz, pelatih Granada, seperti diutip Marca.
Tak perlu seorang ahli fisika untuk menerjemahkan ucapan Alcaraz. Barca di musim ini, meski sudah dua kali menelan kekalahan, tetap menjadi pemimpin dalam urusan menjebol gawang lawan.
Suarez dkk sudah mengoleksi 29 gol, unggul lima gol atas Real Madrid, dan 8 gol atas Atletico Madrid.
Tambah Mathieu