Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
AC Milan sedang bikin sensasi di Serie A. I Rossoneri merupakan satu-satunya klub top Negeri Piza yang mengedepankan pemakaian pemainpemain lokal Italia.
Penulis: Dwi Widijatmiko
ItalMilan, begitu nama proyek ini. Sejak musim lalu, menjelang perayaan 30 tahun dirinya membeli Milan, Presiden Silvio Berlusconi sudah mencanangkan ingin membuat sebuah tim yang full Italiano.
"Kami sedang memulai sebuah siklus kemenangan baru dengan tim yang berisi pemain-pemain Italia. Saya kecewa melihat klub-klub besar Italia tidak memainkan pemain lokal. Saya ingin melihat sebuah tim Milan yang all-Italian. Kami sudah punya pertahanan dan lini tengah Italia, yang kurang tinggal penyerangnya," kata Berlusconi di Mediaset.
Tapi, Berlusconi adalah Berlusconi. Ucapannya penuh lika-liku, sulit dimengerti mana yang benar dan mana yang bersayap.
Ada yang menilai bahwa ItalMilan hanya kamufl ase dari kepengurusan Berlusconi menyikapi krisis finansial yang sedang dialami klub.
Faktanya, dalam beberapa musim terakhir, Milan semakin sulit mendatangkan pemain top berharga mahal. Padahal, transfer mahal adalah kebiasaan Berlusconi sejak ia datang tahun 1986.
Strategi low cost pun digelar. Dari pencari pemain bebas transfer atau sekadar meminjam. Tapi, strategi ini tidak selalu berhasil.
Terkadang Milan memang sukses merekrut pemain murah yang tampil bagus, tapi tak jarang pula rekrutan berharga miring itu flop.
Ide ItalMilan pun mengemuka. Ini juga strategi low cost. Pemain lokal Italia berharga relatif lebih murah daripada pemain asing. Apalagi kalau pemain lokalnya berasal dari akademi sendiri. Mereka gratis.
"Kami juga fokus ke pemain muda. Ada setidaknya enam pemain di tim utama yang tumbuh di akademi Milan," ujar Berlusconi. Karena pemain dari akademi bisa didapatkan gratis.
Boleh jadi kata-kata itu juga kamuflase menyiasati ketidakmampuan Milan melakukan perekrutan mahal lagi.
Dengan ItalMilan, Setan Merah sebetulnya juga berjudi. Belum tentu pemain-pemain lokal pilihan mereka sukses. Tapi, ada nilai positif yang bisa dijadikan argumen.
Milan bisa bilang bahwa performa mereka memang mungkin tidak ideal, tapi setidaknya klub memberikan banyak kesempatan kepada pemain asli Italia.
Rata-rata Sukses
Untungnya hal itu tidak sampai terjadi. Pemain-pemain lokal yang dipilih Milan rata-rata sukses.
Dibeli murah dari Atalanta, Giacomo Bonaventura menjadi bintang tim musim lalu. Kemudian ada Alessio Romagnoli. Harga transfernya dari Roma musim lalu memang berlebihan.
Tapi, hal itu ditebus dengan penampilan yang memperlihatkan bahwa Romagnoli memang punya masa depan cerah. Dia bahkan sudah dipanggil timnas Italia dan melakoni debutnya.
Lantas, perjudian memasang Gianluigi Donnarumma sebagai kiper utama walaupun statusnya sebenarnya hanya pilihan ketiga juga sukses berat.
Jebolan akademi Milan yang melakukan debutnya di Serie A dalam usia masih 16 tahun itu tampil mantap.
ON THIS DAY: In 2015, a 16-year-old Gianluigi Donnarumma made his Serie A debut for AC Milan.
His record since is up there with the best.