Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Vardy Kehilangan Posisi Inti

By Rabu, 26 Oktober 2016 | 11:23 WIB
Striker Leicester City, Jamie Vardy, menatap langit pada laga Leicester vs Swansea di King Power Stadium pada 27 Agustus 2016 di Leicester, Inggris. (MICHAEL REGAN/GETTY IMAGES)

Pada musim 2015-2016, Jamie Vardy merupakan salah satu dari tiga striker tertajam di Premier League dengan torehan 24 gol. Berkat ketajamannya, Leicester City sukses menggegerkan jagat sepak bola dengan menempati peringkat teratas klasemen EPL.

Penulis: Wisnu Nova Wistowo

Catatan 24 gol Vardi sama dengan kemasan penyerang Manchester City, Sergio Aguero. Ia juga hanya terpaut satu gol dari pencetak gol terbanyak yang disandang striker Tottenham Hotspur, Harry Kane. Vardy punya catatan sembilan gol dari sembilan pertandingan pertama musim lalu.

Bahkan, penyerang berusia 29 tahun itu juga bisa mencetak sejarah baru dalam sepak bola Inggris. Ia sukses memecahkan rekor gol yang sebelumnya milik Ruud van Nistelrooy. Vardy menyandang predikat sebagai pemain pertama yang mampu mencetak gol di 11 pertandingan EPL beruntun dengan total 13 gol.

Catatan tersebut mematahkan rekor Van Nistelrooy, yang selalu bisa mencetak gol di 10 partai beruntun. Striker tim nasional Inggris ini menjadi pemain kedua besutan Claudio Ranieri yang sanggup mencetak gol di 11 pertandingan beruntun.

Sebelumnya, di bawah asuhan Ranieri pada musim 1994-95, Gabriel Batistuta juga pernah mencetak sejarah dengan mencetak gol di 11 pertandingan Serie A berturut-turut untuk Fiorentina.

Akan tetapi, musim ini Vardy baru mengemas dua gol dari sembilan partai pertama EPL. Jumlah tersebut jelas jauh berbeda dari torehannya dalam periode yang sama musim lalu. Tidak lagi mencetak gol sejak Leicester kalah 1-4 melawan Liverpool pada 10 September membuatnya kehilangan posisi di tim utama pada pekan kesembilan EPL.

Ia hanya bermain sebagai pemain pengganti selama 15 menit ketika Leicester menang 3-1 atas Crystal Palace. Namun, Ranieri menegaskan keputusannya tersebut adalah upaya mengistirahatkan Vardy, bukan mencopot statusnya sebagai pilihan pertama di lini depan Leicester.

“Keputusan seperti itu wajar karena kami memiliki begitu banyak jumlah pertandingan. Saat Anda memiliki beberapa pemain bagus, mereka butuh diistirahatkan,” kata Ranieri seperti dilansir ESPN.

Manajer asal Italia berusia 65 tahun ini juga membela Vardy terkait penurunan ketajamannya. Bagi Ranieri, di sepak bola saat ini seorang striker tidak hanya dinilai dari catatan torehan gol, tapi juga seberapa keras kinerjanya untuk tim di lapangan.