Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Nama Kebun Bunga lebih dikenal sebagai sebuah situs bersejarah yang menandai salah satu permukiman etnis Tionghoa di Kota Medan. Di sana, ada makam Tjong Yong Hian, tokoh yang berkontribusi membangun Kota Medan pada masa lampau.
Penulis: Abdi Panjaitan/Ferry Tri Adi
Setidaknya hal itu tertera dalam penelitian Betsy Edith Christie dan Wiwin Djuwita Sudjana Ramelan berjudul "Permukiman Etnis China di Medan pada Akhir Abad Ke-19 Sampai Awal Abad Ke-20" dari Program Studi Arkeologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.
Tak hanya itu, di situs tersebut juga terdapat jembatan yang diberi nama Jembatan Kebajikan. Jembatan itu menjadi sarana agar etnis Tionghoa dapat berhubungan dengan etnis lain.
Ternyata, Jalan Kebun Bunga itu tak hanya jadi saksi adanya permukiman etnis Tionghoa di Medan, tetapi juga sepak bola Medan. Kini, Jalan Kebun Bunga menjadi Jalan Kejaksaan.
Singkat cerita, nyatanya olahraga di Medan sudah berkembang di kawasan tersebut, yang dulu dikenal kawasan Parkstraat. Sejumlah sarana olahraga dibangun di sana sejak tahun 1915, mulai dari lapangan sepak bola, tenis, dan hoki.
Baca Juga:
Lapangan sepak bola yang dimaksud tentu Lapangan Kebun Bunga. Sejak 1920, di lapangan tersebut kerap digelar pertandingan sepak bola khusus menghibur masyarakat Medan.
Para tuan kebun maupun pegawai pemerintahan tercatat paling rajin menonton sepak bola di sana.
Pembangunan Karakter
Lapangan Kebun Bunga sudah memiliki tribun kala itu. Namun, menyambut penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) III tahun 1953, "lapangan" sepak bola dibangun dengan nama Stadion Kebun Bunga.
Stadion yang terletak di Jalan Kejaksaan, Petisah Tengah, Medan Petisah, Kota Medan, Sumatra Utara, itu menjadi bagian tersendiri untuk PSMS Medan. Sebelum tahun 1950, PSMS bernama VMBO (Voetbalbond Medan en Omstreken).
"Di sinilah PSMS pada era 1976, 1969, dan 1971 hingga 1980-an banyak melahirkan pemain bintang," kata Amrustian, salah satu mantan pemain PSMS era juara perserikatan 1985.
Stadion berkapasitas 10.000 penonton dan tempat pembinaan pemain sepak bola terbaik asal Sumatra Utara itu diresmikan Wali Kota Medan ketika itu, H Sjukarni. Nama-nama tenar di sepak bola Tanah Air banyak lahir di Stadion Kebun Bunga.
Tim berjulukan Ayam Kinantan juga disegani ketika berkandang di sana. Kala itu, pemain PSMS dianggap memiliki kemampuan lengkap, seperti Ramlan Yatim, Ramli Yatim, Buyung Bahrum, Cornelius Siahaan, Yusuf Siregar, Nobon Kayamudin, Parlin Siagian, Tumsila, dan lain-lain.
"Sejarahnya dulu tak mudah bagi siapa pun untuk bisa masuk ke dalam Stadion Kebun Bunga," tutur Parlin, satu-satunya pesepak bola asal Sumatra Utara yang pernah menolak panggilan timnas Indonesia.
"Stadion ini sudah dikeramatkan dan hanya bisa dipakai para pemain yang memiliki teknik tinggi dan mental baja. Tidak ada istilah pemain titipan kala itu karena di sinilah karakter PSMS terbentuk," ujarnya.
Pembangunan gedung berupa ruangan sekretariat, kamar, dan lain-lain dimulai sejak tahun 1974. Seiring berjalannya waktu, perombakan membuat wajah Stadion Kebun Bunga berubah.
Ada penambahan gedung baru yang dilakukan di sebelah kiri pintu masuk utama, yang sekarang digunakan Asosiasi Kota PSSI Kota Medan.
Memasuki tahun 2000-an, Stadion Kebun Bunga sudah dianggap tak seangker dulu. Semua orang bisa memakainya. Bahkan, latihan pemain PSMS sempat tertunda akibat dipakainya lapangan untuk konser musik.
Sejak era tersebut, Kebun Bunga memang lebih sebagai tempat latihan PSMS, sementara pertandingan resmi digelar di Stadion Teladan.
Renovasi terakhir yang penah dilakukan terhadap Stadion Kebun Bunga ialah pada bulan Mei tahun 2015. Lapangan mulai direnovasi, melengkapi kamar dengan AC, memperbaiki fasilitas ruangan gedung lama di sebelah kanan yang digunakan sebagai mes pemain PSMS.
[video]https://video.kompas.com/e/5181007543001_v1_pjuara[/video]