Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dengan segala keterbatasan dan diremehkan pada awal musim, AC Milan ternyata sekarang bisa berada di papan atas klasemen Serie A.
Penulis: Dwi Widijatmiko
AC Milan sejajar dengan Roma, berada persis di bawah sang pemimpin klasemen, Juventus. I Rossoneri hanya kalah selisih gol dari I Lupi.
Duel melawan Juventus pada pekan ke-9, Sabtu (22/10), jadi mengingatkan orang pada perseteruan kedua klub lima tahun lalu. Saat itu Milan dan Juventus terlibat dalam persaingan memperebutkan scudetto.
Hal itukah yang menjadi tema laga kedua tim di San Siro nanti? Tidak menurut pelatih Milan, Vincenzo Montella. Dia langsung menyatakan pendapatnya usai kemenangan 3-1 atas Chievo pada pekan ke-8.
"Apakah partai melawan Juventus sebuah duel scudetto? Beberapa situasi tidak berpihak pada Milan, jadi kami tetap low profile," katanya kepada Mediaset, Minggu (16/10).
Keesokan harinya, Montella kembali menegaskan hal itu. "Scudetto? Kami tidak berada dalam diskusi seperti itu. Ingat apa yang terjadi pada Inter musim lalu. Setelah 15 partai, scudetto seperti sudah aman berada di tangan mereka. Kita semua apa yang terjadi kemudian.”
Setan Merah kelihatannya memang belum pantas mengklaim diri setara dengan Juventus, yang mengincar raihan scudetto keenam secara beruntun. Seperti dibilang Montella, Milan memiliki banyak handicap.
Statistik memperlihatkan inferioritas Setan Merah terhadap Tim Zebra. Dalam hal rata-rata penguasaan bola per pertandingan, perbandingan Milan dan Juventus adalah 50,3%-54,6%.
Kemudian di aspek jumlah tembakan (13,3-18.4), menderita tembakan (14,4-6,9), dan akurasi operan (81,6%-86,1%), Rossoneri juga kalah.
Tengok pula rekor pertemuan kedua tim. Sejak 2011/12 atau setelah terakhir kali Milan meraih scudetto, Il Diavolo hanya menang sekali dalam 14 duel di semua ajang. Dalam sembilan pertemuan terakhir, Tim Merah-Hitam selalu mengalami kekalahan.
Unggul Fisik
Satu-satunya keunggulan Milan barangkali hanya umur. Ya, skuat Rossoneri sekarang lebih muda daripada Juventus. Saat menang atas Chievo, Montella menurunkan starting XI dengan rata-rata usia 23,9 tahun.
Tim muda biasanya punya energi yang lebih besar. Itulah modal terbaik Milan yang dikonfirmasi oleh Montella.
Montella punya banyak pengalaman menyulitkan Juventus. Saat melatih Catania dan Fiorentina, dia tak terkalahkan dalam duel kandang kontra Si Nyonya Tua. Fiorentina bahkan pernah menang 4-2 pada 2013/14.
Sang allenatore meminta timnya untuk bertarung intens dan memenangi duel-duel, terutama di lini tengah. Seharusnya pemain seperti Alessio Romagnoli, Mattia De Sciglio, Manuel Locatelli, dan M'Baye Niang punya tenaga berlimpah untuk menuntaskan keinginan pelatihnya.
Bicara duel fisik, Milan punya keuntungan karena tidak memiliki jadwal pertandingan pada tengah pekan. Juventus harus menguras tenaga pada matchday 3 Liga Champion melawan Lyon, Selasa (18/10).
Tapi, rencana Milan itu bukan baru kali ini dihadapi Juventus. Pastinya sudah banyak tim yang mencoba mengedepankan pendekatan fisikal untuk mencoba menghambat kualitas Leonardo Bonucci dkk.
Selama ini biasanya sang juara bertahan mampu mengatasi timtim seperti itu. Jadi, seperti kata Montella, ini bukan duel scudetto antara dua tim dengan kekuatan setara. Akan menjadi sebuah kejutan besar jika Milan bisa mengalahkan Juventus.
PRAKIRAAN FORMASI
MILAN: 4-3-3 Pemain: 99-Donnarumma, 2-De Sciglio, 13-Romagnoli, 29-Paletta, 20-Abate, 5-Bonaventura, 73-Locatelli, 33-Kucka, 11-Niang, 70-Bacca, 8-Suso
Pelatih: Vincenzo Montella
JUVENTUS: 3-5-2
Pemain: 1-Buffon, 4-Benatia, 15-Barzagli, 19-Bonucci, 12-Alex Sandro, 5-Pjanic, 11-Hernanes, 6-Khedira, 23-Alves, 9-Higuain, 21-Dybala
Pelatih: Massimiliano Allegri
PREDIKSI
BOLA: 50-50
Asian Bookie: 3/4 : 0
William Hill: 1 (19/20) X (12/5) 2 (3/1)
Betbrain: 1 (5,10) X (3,80) 2 (1,88)