Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada medio September, Hanif Sjahbandi, Asnawi Mangkualam, dan Saddil Ramdani hanya berstatus sebagai pemain Timnas junior U-19. Satu bulan berselang, mereka telah menjadi pilar penting untuk klub masing-masing dalam TSC 2016.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Hanif, pemain yang sempat merasakan seleksi di FC Tokyo, mendapatkan posisi penting di pos tengah Persiba Balikpapan. Sejak bergabung dengan tim berjulukan Beruang Madu itu ia selalu menjadi starter.
Mulai dari bersua Persib, Bali United, hingga terakhir menjamu Madura United telah dilewatinya. Kepercayaan dari pelatih Persiba, Jaino Matos, menjadi modal berharga untuk Hanif.
“Alhamdulillah saya diberi kepercayaan. Saya mendapat banyak pelajaran dari Mas Bima Sakti (pemain senior sekaligus asisten pelatih Persiba). Saya termotivasi agar bisa terus berkarier seperti dirinya,” kata Hanif.
Asnawi, rekan satu tim Hanif, pun tak kalah cemerlang. Ia telah menyumbangkan sebiji gol untuk Persiba dari satu kali kesempatan bermain.
Baca Juga:
Pemain kelahiran 10 April 1999 itu pun menjadi pencetak gol termuda dalam TSC dengan usia 17 tahun lebih lima hari kala itu.
Sadil tak kalah gemilang dengan Hanif dan Asnawi. Namanya masuk daftar 11 pemain pertama Persela Lamongan pada pekan ke-22 dan 23 TSC.
Pemain bernomor punggung 69 itu pun tampil penuh tak tergantikan. Bahkan, saat bertemu Bali United pekan lalu, Saddil menggenapi kemenangan 3-0 Laskar Joko Tingkir dengan satu gol pada menit akhir pertandingan.
Hiburan
Tiga nama itu menyusul beberapa rekan di Timnas U-19 yang sudah lebih dulu tampil di level senior TSC, seperti Pandi Lestaluhu, Dimas Drajat (PS TNI), dan Muhammad Riyandi (Barito Putera).
“Awalnya saya tegang main bersama dan melawan pemain-pemain senior. Tapi, saya coba menempatkan pengalaman saya di Timnas U-19 lalu menjadi pelajaran. Semoga saya bisa terus membantu Persiba mendapat posisi bagus di klasemen,” tutur Hanif.
Sementara itu, pelatih Saddil di Persela, Aji Santoso, sangat senang jika banyak klub yang berniat mengorbitkan pemain muda.
“Tak ada salahnya kita memberi kesempatan pemain muda tampil untuk persiapan kompetisi sesungguhnya tahun depan. Saya pun telah sepakat dengan manajemen agar memercayai pemain muda. Toh saat ini hanya turnamen, tak ada degradasi,” tutur eks pelatih timnas U-23 itu.
Bagi Aji, selain untuk membina pilar-pilar junior, memberikan porsi tampil yang besar untuk pemain muda bisa berimbas pada sisi hiburan.
“Penonton bisa bosan kalau yang dilihat pemain itu-itu saja. Mereka mungkin sudah hafal dengan gaya mainnya," ucap Aji.
"Bila ada pemain muda, tentunya harus yang berkualitas. Penonton akan kembali segar dalam menyaksikan pertandingan,” ucap pelatih kelahiran Malang 46 tahun lalu itu.
[video]https://video.kompas.com/e/5175852418001_v1_pjuara[/video]