Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Menjadi pemain penting dan diandalkan tim bukan berarti bisa melakukan tindakan berlebihan, seperti memengaruhi wewenang pelatih.
Penulis: Wisnu Nova Wistowo
Diego Costa menjadi tumpuan utama skuat Chelsea musim ini berkat kontribusinya yang besar. Striker berusia 28 tahun itu adalah pengoleksi tujuh dari 15 gol The Blues di delapan partai pertama Premier League.
Persentase golnya mencapai 46,6 persen atau hampir separuh total gol Chelsea. Tujuh gol itu membuat Costa berada di posisi puncak daftar pencetak gol terbanyak sementara Premier League.
Kontribusi lain, ia menjadi penentu kemenangan Chelsea di dua partai pertama musim ini melawan West Ham United dan Watford lewat torehan golnya pada menit-menit akhir laga.
Penyerang tim nasional Spanyol itu juga sekali menyelamatkan Chelsea dari kekalahan di markas Swansea City berkat dua golnya yang membuat skor akhir menjadi sama kuat 2-2.
Kendati demikian, Costa belum bisa menghilangkan sisi negatif. Ia kerap melakukan provokasi dengan tujuan merusak konsentrasi permainan lawan.
Aksi provokasinya musim ini memang belum separah pada 2015-2016, seperti saat ia kedapatan menginjak kaki Emre Can dan menendang badan Martin Skrtel di laga melawan Liverpool FC.
Namun, dari delapan partai pertama EPL, Costa sudah mengemas empat kartu kuning. Jika ia kembali mendapatkan kartu kuning, hukuman skorsing satu laga sudah menantinya.