Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pertandingan Arema Cronus melawan PSM Makassar di Stadion Gajayana, Kota Malang pada Jumat malam (14/10/2016) memiliki arti penting bagi Dendi Santoso yang menjalani debutnya setelah menjalani cedera panjang.
Namun, Dendi mengakui bahwa masih ada trauma yang dia rasakan saat membawa bola. Dalam benaknya melayang kejadian saat melawan Persiba Balikpapan pada pertandingan perdana TSC A di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada (1/5/2016).
“Saya masih merasakan trauma karena teringat dengan situasi yang dulu,” ungkap pemain berusia 26 tahun ini.
Wajar, cedera parah pada tulang fibula yang dia alami nyaris membuat kariernya terhenti.
Pemain jebolan akademi Arema ini harus menunggu selama enam bulan untuk bisa kembali turun mendapatkan kepercayaan Milomir Seslija.
Kesan hati-hati memang masih terlihat saat Dendi membawa bola atau saat menghadang pergerakan lawan. Alhasil, seperti ada yang hilang dari seorang Dendi yang dulu dikenal sebagai pemain yang lincah dan memiliki tipikal keras.
Hanya, perlahan Dendi yakin traumanya akan hilang.
Hal tersebut tidak lepas dari dukungan semua lini untuk mencapai top peforma usai pulih dari cedera.
“Saya yakin, seiring dengan kepercayaan yang diberikan oleh tim pelatih, serta dukungan teman-teman dan Aremania, rasa trauma ini akan berangsur hilang,” ucap pemain bernomor punggung 41 ini.
Pada pertandingan yang berakhir dengan kemenangan 2-0 atas PSM tersebut, Dendi mampu tampil 67 menit sebelum akhirnya digantikan oleh Ferry Aman Saragih.
Dendi menjadi alternatif saat Arema kehilangan beberapa pilar dan situasi yang mengharuskan Milo melakukan rotasi, seperti absennya Marcio Teruel yang membuat posisi Esteban Vizcarra bergeser ke lini tengah, serta absennya Oktavianus Maniani yang biasa beroperasi di sektor sayap.