Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Wasekjen PP PBSI, Achmad Budiharto, mengakui bahwa klub-klub bulu tangkis di Thailand mengalami kemajuan signifikan yang akhirnya menghasilkan pemain-pemain jago.
Penulis: Aprelia Wulansari
“Klub-klubnya bisa progresif karena ada dukungan dari pemerintah. Karena itu, pemerintah Indonesia harus turun tangan dan harus ada skala prioritas untuk cabang-cabang olahraga," ucap Achmad.
Selain mendapatkan dukungan dari pemerintah, klub-klub di Thailand itu juga disokong sponsor yang melimpah. Salah satu klub Thailand yang memiliki banyak dukungan dari berbagai pihak adalah Banthongyord Badminton School yang bermarkas di Bangkok.
Klub yang menelurkan nama beken seperti Ratchanok Intanon dan Pisit Poodchalat ini mendapatkan dukungan dari produsen minuman Singha Corporation, perusahaan minyak Bangchak, stasiun televisi Chanell 3, Air Asia Thailand, perusahaan asuransi, dan rumah sakit.
“Semua tiket kami gratis dari Air Asia Thailand dan kami bekerja sama dengan perusahaan asuransi yang bekerja sama dengan rumah sakit di mana memudahkan kami berobat atau kontrol,” ucap manajer tim dari klub tersebut, Kanitsava Ngoensrisuk, ketika ditemui di GOR Jati, Kudus, Minggu (9/10).
“Kami juga mendapatkan produk dari beberapa sponsor berupa barang, salah satunya susu,” ucap perempuan yang akrab disapa Muki ini.
Latihan dan Kompetisi
Selain fasilitas latihan yang baik, klub itu juga memiliki asrama dan memerhatikan pendidikan anak-anak yang berlatih di sana.
"Anak-anak berlatih pada pagi hari, siang hari, dan malam hari. Mereka berlatih tiga kali sehari selama 6-8 jam. Mereka juga masih dijadwalkan untuk belajar," ucap pelatih klub, Peerapong Juprathansuk.
Efek latihan intensif itu terlihat di level junior ketika para pemain Banthonhyord menjadi juara di Kejuaraan Asia Junior U-15 & U-17 yang digelar di Kudus, 5-9 Oktober.
Ya, Kunlavut Vitidsarn yang meraih dua gelar juara (ganda campuran dan tunggal putra) dan Pattarasuda Chaiwan, pemilik dua gelar juara (ganda campuran dan tunggal putri) di kategori U-17, berasal dari klub tersebut.
Chaiwan yang akrab disapa Jiw ini pun disebut-sebut sebagai penerus Intanon.
“Banyak yang menyebut bahwa saya bermain seperti Intanon, tetapi saya hanya ingin menjadi diri sendiri,” tutur Jiw.
Menurut Juprathansuk, Thailand berhasil memiliki banyak pemain junior karena di negaranya turnamen nasional sangat banyak.
"Kami memiliki banyak turnamen usia dini sepanjang tahun. Dalam sebulan, turnamen bisa digelar dua hinga tiga kali di kota-kota yang berbeda," kata Juprathansuk.