Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Motegi, Stop and Go yang Bisa Lorenzo Jinakkan

By Jumat, 14 Oktober 2016 | 19:37 WIB
Pebalap tim Movistar Yamaha MotoGP asal Spanyol, Jorge Lorenzo, berbicara kepada mekanik saat mengikuti sesi latihan MotoGP Jepang di Sirkuit Twin Ring Motegi, pada 14 Oktober 2016. (TOSHIFUMI KITAMURA/AFP )

Setiap pebalap punya sirkuit kesukaan, terutama karena kecocokan dengan gaya balapnya. Namun, ada satu sirkuit yang sebenarnya bukan kesukaan seorang pebalap, tapi dia mampu menaklukkannya.

Penulis: Arief Kurniawan

Salah satu faktor kenapa trek ini bisa ditaklukkan oleh juara dunia MotoGP 2010, 2012, dan 2015 itu adalah ada jenis tikungan yang cocok dengan dia, walau secara umum bukan makanan empuknya.

Motegi adalah trek dengan karakter stop and go, alias mengerem keras dan lalu berakselerasi cepat.

Sirkuit dengan karakter seperti itu sebenarnya lebih cocok buat Ducati. Cerminannya bisa dilihat pada trek Red Bull Ring di Austria, di mana duet Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso memberikan podium 1-2 buat motor Italia tersebut.

Akan tetapi, setelah duet Ducati, ada duet Yamaha yang membuntuti mereka. Artinya, Yamaha juga bisa tampil sangat baik di trek seperti Red Bull Ring tersebut.

Ada satu perbedaan antara Red Bull Ring dan Motegi dan ini bisa menguntungkan Yamaha. Dan, itu adalah tidak semua tikungan di Motegi berkarakter stop and go seperti di Red Bull Ring.

Masih ada beberapa bagian trek dan tikungan yang lebih disukai baik oleh Jorge Lorenzo maupun Valentino Rossi.

Lorenzo misalnya. Pebalap Spanyol tersebut terkenal dengan cornering speed-nya, alias konsisten berkecepatan tinggi di tikungan.

Kecepatan seperti itu hanya bisa terpakai maksimal bila jenis tikungannya melengkung dan panjang.

Dari 14 tikungan di Motegi paling tidak ada enam tempat yang bisa bersahabat dengan Lorenzo. Tempat pertama adalah rangkaian dua tikungan, 1 dan 2.

Berikutnya mirip, yakni tikungan 3 dan 4. Itu dua tempat pertama yang melengkung dan panjang.

Tikungan 5 tergolong stop and go, alias mengerem keras dan berakselerasi cepat. Mungkin itu bukan makanan empuk bagi Si Nomor 99 ini.

Baca Juga:

Akan tetapi, tiga belokan berikut sangat disukainya, yakni tikungan 6 yang cepat, 7 dan 8 yang melengkung agak panjang.

Tikungan 9 mirip dengan tikungan 5, hanya berbeda arah. Nah, tikungan 10 kembali melengkung walau tidak panjang.

Sama seperti tikungan 5 dan 9, mungkin tikungan 11 bukan jatah emas Lorenzo, karena sifatnya stop and go. Namun, tiga tikungan terakhir kembali bisa membuat Lorenzo memacu motor melebihi kecepatan para pebalap lain.

“Saya selalu tertantang untuk menaklukkan sirkuit yang sebenarnya lebih cocok untuk motor lawan, tak terkecuali Motegi,” kata pebalap yang menang di trek ini tahun 2013 dan 2014.

Walau tidak menang, musim ini Lorenzo kerap tampil kompetitif di trek yang secara teknis tak cocok buatnya. Austin di Amerika, Red Bull Ring di Austria, dan terakhir Aragon di Spanyol.

Jadi, jangan heran bila akhir pekan ini Lorenzo bisa membuat lawan-lawannya tercengang. Terutama bila dia memilih ban yang tepat untuk balapan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P