Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Eddy Rumpoko mengaku sudah akrab dengan olahraga sepanjang usianya. Selain karena pengaruh sang ayah, Soegiyono, yang merupakan salah satu perintis PS Arema, lelaki yang kini berusia 56 tahun tersebut juga mengaku sudah lama mengurus Persema, menggelar banyak turnamen lokal, serta aktif di olahraga tinju.
Penulis: Andrew Sihombing
"Semua sudah pernah saya jalani. Termasuk saat ini diberi kepercayaan di pemerintahan," kata ayah tiga anak yang kini menjabat sebagai Wali Kota Batu, Malang, Jawa Timur, tersebut.
Pengalaman itu pula yang membuatnya, bila terpilih sebagai Ketua Umum PSSI, berniat meningkatkan peran aktif pemilik otoritas tertinggi bal-balan nasional tersebut dengan pembinaan sepak bola di daerah.
Menurut pengakuannya, sentuh an dari PSSI ini tidak pernah terlihat sebelumnya.
"Selama ini, mercusuar pembinaan sepak bola Indonesia seperti hanya ada di ibu kota provinsi atau kota-kota besar. PSSI seakan-akan hanya ingin membangun bisnis dengan sekadar melihat klub-klub besar. Padahal, banyak talenta yang berasal dari desa dan daerah-daerah pinggir," ujarnya.
Meniru Gebrakan di Batu
Perbaikan manajemen organisasi dan manajemen keuangan menjadi fokus perhatian Eddy sebagai kandidat Ketua Umum PSSI.
Sinergi dengan pemerintah khususnya terkait stadion dengan kualitas yang memenuhi persyaratan.
Baca Juga:
Untuk itu, kepercayaan pemerintah dan publik terhadap PSSI menjadi syarat mutlak.
Selama menjabat sebagai Wali Kota Batu, gebrakan Eddy terlihat di bidang pariwisata. Sebut saja kemasan ciamik Alun- Alun Kota Batu, Batu Night Spectacular, hingga Museum Angkut. Pengalaman itu yang membuatnya yakin bisa menciptakan gebrakan di sepak bola nasional.
"Bila diurus dengan baik, Indonesia punya potensi memajukan sepak bola lebih dari sekadar kancah Asia," tuturnya.
[video]https://video.kompas.com/e/5167443304001_v1_pjuara[/video]