Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Juventus langsung melaju kencang dan meninggalkan rival di awal musim. Baru tujuh pekan berlalu, tapi klub berjulukan La Vecchia Signora alias Si Nyonya Tua itu sudah menempati peringkat teratas dengan keunggulan empat angka di atas Napoli.
Penulis: Indra Citra Sena
Koleksi poin Juventus mencapai 18 berkat keberhasilan mendulang enam kemenangan. Catatan ini tentu kian menambah rasa percaya diri mengejar rekor sepanjang masa Serie A berupa scudetto enam musim beruntun sejak edisi 2011-2012.
Berdasarkan statistik di Opta Sports, jarang ada klub Serie A yang begitu dominan terhadap rival di awal musim selama dua dekade terakhir. Dominan di sini berarti berselisih empat poin atau lebih dari posisi runner-up klasemen sementara hingga giornata 7.
Opta Sports menyebut edisi 2004-2005 dan 2005-2006 sebagai anomali mengingat pemuncak klasemen ketika itu berjarak lima poin dari peringkat kedua. Kebetulan, penguasa dalam dua musim tersebut adalah Juventus.
Pada musim 2004-2005, Juventus mengoleksi 19 poin, mengungguli Lecce dan Milan (14). Berselang semusim kemudian, Si Nyonya Tua lagi-lagi menduduki singgasana klasemen sementara dengan tabungan lima poin lebih banyak dari Milan (21 berbanding 16).
Baca Juga:
Di pengujung musim, Juventuslah yang menapaki podium juara Serie A, kendati akhirnya dibatalkan oleh Federasi Sepak bola Italia (FIGC) akibat tercemar skandal pengaturan skor atau calciopoli.
Dominasi poin rupanya bukan satu-satunya aspek positif di awal musim ini karena juga superior dalam hal melepaskan tembakan akurat. Total 51 tembakan melesat dari kaki Gonzalo Higuain dkk.
Selama tujuh kali bertanding. Bila dikomparasikan dengan klub-klub lain di lima liga top Eropa,statistik Juventus hanya kalah dari Real Madrid yang sejauh ini telah mengumbar 56 tembakan.
Belum Puas
Sebagian besar dari total tembakan akurat Juventus merupakan andil Higuain, Miralem Pjanic, dan Paulo Dybala. Masingmasing pemain melepaskan 11, delapan, serta enam upaya mengancam gawang lawan.
Padahal, Juventus sempat mengundang kritikan sebelum pekan ke-7 lantaran sering kali menang tanpa menyajikan permainan atraktif nan menghibur di atas lapangan. Nada sumbang ini mengiringi kemenangan tipis 1-0 atas Palermo, 24 September.
Kritik ini langsung dijawab sepekan kemudian ketika melibas Empoli tiga gol tanpa balas. Sebanyak 26 tembakan menghujani pertahanan lawan, di mana 11 di antaranya berulang kali tepat mengarah ke gawang.
Keganasan Juventus lantas mendatangkan sebutan baru bahwa mereka berasal dari planet lain dan terlalu hebat dalam bersaing memperebutkan scudetto dengan Napoli, Roma, Internazionale, atau Milan. Namun, serangkaian pencapaian bagus di awal musim toh belum menghadirkan rasa puas di benak Allegri selama Juventus masih berjuang di Serie A.
“Permainan kali makin baik dan para pemain kian matang dalam membaca situasi pertandingan. Akan tetapi, penampilan tim masih bisa berkembang lagi di sisa kompetisi,” kata Allegri seperti dilansir Four Four Two.