Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Satu per satu pebulu tangkis dunia memutuskan mundur dari kompetisi internasional. Setelah pemain putri China, Zhao Yunlei, giliran ikon bulu tangkis Korea Selatan, Lee Yong-dae, yang mengucapkan salam perpisahan.
Penulis: Thomas Rizal
Menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky, mundurnya para pemain dunia merupakan momen yang tepat untuk para pemain muda Indonesia mengejar prestasi.
"Para pemain seperti Kevin Sanjaya Sukomuljo/Marcus Fernaldi Gideon harus termotivasi untuk menggantikan para pemain dunia yang pensiun," ujar Rexy saat ditemui di kawasan Senayan.
Tahun ini, Kevin/Marcus telah mengoleksi dua gelar super series, yakni India dan Australia Terbuka. Pasangan yang mulai dipasangkan sejak All England 2015 itu kini menduduki peringkat 11 dunia.
"Target kami agar mereka tahun ini bisa masuk 10 besar. Tahun depan mereka sudah bisa masuk lima besar," kata Rexy.
Selain Kevin/Marcus, pasangan ganda campuran Indonesia seperti Hafiz Faisal/Shella Devi Aulia dan Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti juga harus memanfaatkan momen mundurnya Zhao.
Hal itu diakui oleh mantan rival Zhao, pemain ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir.
"Kalau dibilang persaingan akan berkurang sebenarnya tidak. Soalnya, para pemain muda China dan Korsel saat ini juga kuat-kuat. Namun, Hafiz/Shella ataupun Ronald/Melati punya kualitas yang sama dengan pemain muda dunia lainnya," ujar pasangan Tontowi Ahmad itu.
Jaga Motivasi
Liliyana, yang meraih emas Rio 2016, menilai mundurnya Zhao disebabkan karena berkurangnya motivasi sang pemain.
"Olimpiade memang puncak tertinggi dari para atlet. Zhao bersama Zhang Nan bahkan telah meraih tiga medali Olimpiade, dua emas dan satu perunggu. Menurut saya, kariernya sebagai pemain sudah lengkap," ujar pemain yang akrab dipanggil Butet itu.
Butet, yang sebelumnya sempat berencana pensiun usai Olimpiade, mengaku menjaga motivasi adalah hal yang sulit, termasuk bagi dirinya.
"Zhao ataupun Lee usianya lebih muda dari saya. Saya sendiri menyadari cepat atau lambat pasti akan habis. Saat ini saya coba jalani saja," ujar pemain berusia 31 tahun itu.
Setelah Olimpiade, Tontowi/Liliyana absen dalam dua kejuaraan super series, Jepang Terbuka dan Korea Terbuka. Rencananya, Tontowi/Liliyana baru akan bermain di Denmark Terbuka, 18-23 Oktober.
"Saat ini saya belum berlatih penuh karena banyak undangan perayaan kemenangan. Saya akui memang melelahkan. Namun, saya mengerti bahwa kemenangan ini ingin dirayakan setiap orang," ujar juara All England 2012-2014 di nomor ganda campuran itu.
[video]https://video.kompas.com/e/5161739033001_v1_pjuara[/video]