Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Wawancara Kurniawan Dwi Yulianto: Fokus pada Pelatih dan Filosofi

By Sabtu, 8 Oktober 2016 | 12:37 WIB
Mantan penyerang tim nasional Indonesia dan calon ketua umum PSSI 2016-2020, Kurniawan Dwi Yulianto, saat menerima wawancara Tabloid BOLA di bilangan Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (6/10). (KUKUH WAHYUDI/BOLA/JUARA.NET)

Striker kenamaan Indonesia di era 1990-an hingga 2000-an, Kurniawan Dwi Yulianto, mencoba menapaki lembaran hidup baru. Pengalaman mentereng sebagai pesepak bola menjadi modalnya maju sebagai calon Ketua Umum PSSI periode 2016-2020.

Penulis: Kukuh Wahyudi

Sosok yang akrab dengan panggilan Si Kurus itu berhasrat meneruskan tren yang sudah dilalui Maulwi Saelan atau Djohar Arifin, yaitu eks pesepak bola yang akhirnya duduk sebagai orang nomor satu di federasi. Kegelisahan melihat karut-marut sepak bola nasional menjadi alasan terbesarnya untuk ikut nyemplung di tataran federasi.

Dalam wawancara khusus di sebuah kedai kopi di wilayah Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (6/10), Kuniawan memaparkan visi-misinya, mulai dari pembinaan usia muda, perlindungan terhadap pemain, hingga percepatan kursus lisensi pelatih. Berikut petikannya:

Apa makna pencalonan diri Anda sebagai Ketua Umum PSSI?

Paling tidak apa yang saya lakukan ini bisa membuka pikiran mantan-mantan pemain lain. Sepak bola kan kalau tak ada pemain tidak jalan. Mantan-mantan pemain itu harus bersuara.

Tapi, bukan hanya sebagai opini publik. Pemain harus turut berperan dalam level pengambil keputusan, contohnya seperti masuk ke dalam federasi.

Sejak dulu Anda selalu vokal terkait pembinaan usia dini. Bila terpilih sebagai Ketua Umum PSSI, apa yang akan Anda lakukan di bidang itu?

Pembinaan usia dini itu harga mati. Kita semua harus serius saat menangani level ini.

Sekarang, proses pembinaan ini bisa dikatakan liar. Siapa pun bisa mengaku membina usia dini atau mendirikan SSB. Okelah, niatnya memang benar, tapi jalan menuju niatnya itu ada yang kurang benar, termasuk rekayasa-rekayasa negatif, seperti pencurian umur.

Bisa dijelaskan detailnya program pembinaan usia dini Anda?

Saya mau ada standar di semua SSB untuk semua komponen di seluruh Indonesia. Kurikulumnya harus seragam.

Indonesia punya pelatih-pelatih luar biasa hebat. Kita kumpulkan untuk membuat kurikulum sehingga cara melatih SSB sesuai karakter Indonesia. Kemudian kita buat metode latihan untuk mengarah ke arah yang diinginkan itu. Lihat Thailand. Cara main tim junior dan senior mereka sama. Hal itu karena metode yang dipakai jelas dan seragam.

Pembinaan usia dini membutuhkan biaya tinggi, namun tak laku dijual. Punya solusi?

Jujur, saya masih kurang tahu persis soal pemenuhan biaya itu, tapi yang jelas kita harus memulai. Kita bisa alokasikan dukungan dana dari sponsor untuk pembinaan usia dini. Sekian persennya mungkin. Selain itu juga harus menggandeng pemerintah.

Anda menginginkan percepatan lisensi pelatih. Seperti apa bentuknya?

Yang jelas, saya punya bayangan bakal mengadakan kursus pelatih berlisensi AFC dua bulan sekali atau berkala. Nantinya, pelatihpelatih yang berlisensi di Indonesia bisa dimaksimalkan melatih usia muda di berbagai daerah. Nantinya PSSI yang membayar mereka.

Anda dibesarkan lewat program pengiriman pemain ke luar negeri. Ada keinginan melanjutkan program serupa?

Saya sebenarnya lebih memilih tidak mengirimkan satu tim utuh ke tempat lain. Bila seperti itu, menurut saya hanya pindah tempat latihan. Saat saya di Primavera memang belajar banyak.

Tapi saya ada opsi lain. Misalnya mengirim 2-3 pemain yang disebar ke beberapa negara. Lewat program itu, bukan hanya teknik yang terasah, kualitas mental pun akan lebih bagus.

Infrastruktur kerap menjadi kambing hitam dari mandeknya prestasi Indonesia. Sudah Anda siapkan program?

Harus menjalin komunikasi dengan pemerintah. Saya juga mengharapkan kerja sama dengan developer besar untuk pembangunan atau perbaikan stadion.


Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P