Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Paus Fransiskus dan Sekjen PBB: Lawan Korupsi di Olahraga!

By Lariza Oky Adisty - Kamis, 6 Oktober 2016 | 13:40 WIB
Pastur Markus Solo Kewuta, perwakilan dari Indonesia, bersama Sekjen Persatuan Bangsa-bangsa, Ban Ki-moon, di sela pembukaan Konferensi Dunia Olahraga & Kepercayaan Se-Dunia pertama di Aula Paulus ke-VI, di Vatikan, Italia, Rabu (5/10/2016). (Dok. Pastur Markus Solo Kewuta SVD)

Pemimpin agama Katolik, Paus Fransiskus, mengajak para pemimpin dan komunitas olahraga melawan diskriminasi dan korupsi di dunia olahraga.

Paus Fransiskus menyampaikan hal tersebut saat berpidato pada pembukaan Konferensi Dunia Olahraga & Kepercayaan Se-Dunia pertama di Aula Paulus ke-VI, di Vatikan, Italia, Rabu (5/10/2016).

Konferensi tersebut mengambil tema Olahraga untuk Pelayanan Kemanusiaan.

Menurut Pastur Markus Solo Kewuta SVD, perwakilan dari Indonesia di acara tersebut, Paus Fransiskus menyampaikan bahwa hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap olahraga adalah hal yang menyedihkan.

Masyarakat bisa kehilangan antusiasme, kegembiraan, dan minat berpartisipasi dalam olahraga.

"Hasil sebuah pertandingan olahraga memang sangat penting, tetapi lebih penting lagi untuk bermain baik dan jujur. Saya yakin pertemuan selama tiga hari ini akan mendorong kita semua untuk mengeksplorasi lebih jauh kebaikan olahraga untuk masyarakat dunia," ujar Paus Fransiskus dalam siaran pers yang diterima JUARA.net.

Korupsi bukan satu-satunya yang menjadi fokus pidato Paus Fransiskus. Dia juga meminta para atlet bebas dari doping, serta menggunakan olahraga sebagai pengembangan personal dan kesetiakawanan.

Sekjen Perserikatan Bangsa-bangsa, Ban Ki-moon, turut hadir dalam acara tersebut. Ban menekankan peran olahraga sebagai sarana memajukan nilai luhur, seperti persatuan, perdamaina, kerukunan, serta integritas jasmani dan rohani.

Dia juga mengatakan bahwa olahraga bebas dari diskriminasi dan terbuka untuk semua orang.

"Layaknya kepercayaan, di dunia olahraga kita semua sama. Olahraga punya hukum yang universal. Ada prinsip kesamaan dan tidak ada ruang untuk diskriminasi," kata Ban.