Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Klub basket Garuda Bandung mengakui kondisi finansial tim saat ini sedang tidak sehat. Sejak tak lagi mendapat suntikan dana dari sang pemilik, Indra Priawan Djoko Sutono, manajemen Garuda tak bisa memenuhi seluruh kewajiban.
"Pak Indra berhenti support kami secara finansial pada Mei 2016. Namun, status beliau di klub masih tetap sebagai owner alias pemilik," ucap Direktur Keuangan dan Administrasi Garuda Bandung, Restaditya Harris, di Jakarta, Selasa (4/10/2016).
Indra mengambil alih kepemilikan Garuda dari pemilik sebelumnya pada 2015. Saat itu, kondisi finansial Garuda juga sudah tidak sehat.
Dalam perjalanannya sebagai pemilik baru, Indra dan manajemen klub berharap dapat menggandeng rekan-rekan investor tambahan. Namun, harapan ini tidak terpenuhi. Indra pun memutuskan mundur dari peran sebagai investor tunggal.
"Karena hal ini, para pemain dan pelatih tidak menerima paket yang berhubungan dengan materi selama berbulan-bulan," kata Resta.
Resta juga mengatakan bahwa manajemen bisa saja memvakumkan klub, tetapi kubunya menolak melakukan hal itu. Resta optimistis dalam waktu dekat manajemen bisa mendapatkan investor baru.
Terkait dengan kebutuhan dana, Resta menyebut angka Rp 2 miliar sebagai anggaran minimal selama satu musim kompetisi.
"Kisaran anggaran untuk satu musim sebesar Rp 2-10 miliar. Ditambah dengan nilai klub sebesar Rp 1 miliar, jadi total yang perlu dikeluarkan investor baru, minimal adalah Rp 3 miliar," kata Resta.
Selama kesulitan finansial, manajemen klub telah menjual dua pemain. Mereka juga membuka peluang bisnis dengan menggelar Nusantara Tour ke tiga kota besar Tanah Air dan meneruskan penjualan merchandise klub dengan sistem online shopping.
Menurut Resta, kegiatan Nusantara Tour yang akan berjalan pada Oktober ini dapat menjaga keuangan Garuda selama satu setengah bulan.
Sementara itu, penjualan merchandise berkontribusi sebesar 20 persen dari total pendapatan klub selama satu musim kompetisi.