Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
PADANG, JUARA.net – "Persaingan" antara dua pelatih asal Sumatera Barat (Sumbar), Nilmaizar dan Indra Sjafri, bukanlah kabar burung. Tetapi, kabar itu telah berlalu sejak tahun lalu.
Namun, persaingan itu bukan persoalan pribadi, tetapi masalah yang lahir dari urusan sepak bola.
Sebelum kembali ke Semen Padang, Nilmaizar adalah pelatih Putra Samarinda. Namun klub dengan julukan Pesut Mahakam itu kemudian dijual ke pemilik baru dan pindah markas dengan nama anyar Bali United.
Dengan pemilik baru dan bermarkas di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali United Pusam memilih tak memakai jasa Nil. Manajemen baru memilih Indra Sjafri jadi pelatih, meski Nil sudah mengambil kontrak 25 persen dari total kerja sama.
”Tak ada itu. Nil adalah adik saya. Kami pernah sama-sama bermain di klub Divisi I, PSP Padang."
Pelatih Bali United, Indra Sjafri
Nil pun tetap terdepak dan akhirnya berlabuh ke klub asalnya, Semen Padang. Sejak itu, kedua pelatih berdarah Minang yang berasal dari Payakumbuh dan Sungai Nyiur itu diklaim saling jaga jarak.
Aroma persaingan dan ’benturan’ yang dilakukan media pun berlanjut pada pelaksanaan TSC 2016. Tentunya, jika Semen Padang sua Bali United, seperti yang bakal terjadi di Stadion H Agus Salim, Senin (3/10/2016).
Jelang laga ini, kedua pelatih pun dihadapkan isu lama yang sebenarnya enggan mereka bahas.
Baca juga:
”Ah, itu pandai-pandainya wartawan saja. Saya tak pernah merasa bersaing apalagi dendam. Peristiwa masa lalu adalah sebuah proses normal dalam sebuah klub sepak bola modern. Bukan masalah serius,” kata Nil.
Hal senada juga dikatakan Indra. Bahkan, eks pelatih timnas U-19 Indonesia ini mengatakan kalau Nil sebagai saudaranya, jadi tak ada permusuhan.