Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tahun 2006 merupakan salah satu periode penting dalam sejarah sepak bola. Kala itu, Cristiano Ronaldo mulai menapaki jalan guna menggapai predikat pesepak bola terhebat di dunia, Zinedine Zidane memberikan sinyal pensiun, dan tentu saja Italia meraih gelar juara dunia untuk yang keempat kali.
Penulis: Wieta Rachmatia
Sering dalam sejarah sepak bola sektor depan kerap dianggap sebagai titik lemah tim nasional Italia. Namun, 2006 adalah pengecualian. Francesco Totti dan Alessandro Del Piero tampil begitu fenomenal.
Ditambah striker macam Luca Toni serta Alberto Gilardino, skuat Azzurri di Piala Dunia 2006 punya amunisi dahsyat untuk menyerang.
Namun, dari keempat sosok tersebut, mungkin hanya Totti yang hingga kini namanya masih berkibar. Faktanya, dia adalah striker yang punya talenta komplet.
Dalam sepak bola Italia, dikenal istilah fantasista atau penyerang yang mampu membuka ruang di lapangan, menciptakan peluang, sekaligus mencetak gol. Penyerang nan jenius dengan sentuhan mengatur permainan ala playmaker.
Baca Juga:
Di tim nasional Italia, peran itu dimainkan secara sempurna oleh Totti. Di Piala Dunia 2006, bomber milik AS Roma ini bukan sekadar menyumbangkan satu gol. Totti juga mampu menciptakan tiga assist.
Bersama Andrea Pirlo, ia terlihat begitu lihai mengatur pergerakan pasukan Italia sehingga akhirnya sukses mengangkat trofi juara pada akhir turnamen.
Singkatnya, Totti piawai menjalankan peran sebagai ujung tombak, second striker, false nine, maupun playmaker.
Penampilan ciamik Totti di Jerman 2006 seakan membuktikan bahwa Marcello Lippi, arsitek tim nasional Italia kala itu, tidak salah pilih.
Maklum, tak sedikit yang mengernyitkan dahi ketika Lippi mencantumkan nama Totti dalam skuat Azzurri saat itu.
Wajib diingat, Totti sempat didera cedera berkepanjangan menjelang pesta sepak bola dunia tersebut. Tiga bulan tak bisa merumput, Totti tidak memiliki banyak waktu untuk berlatih dan mempersiapkan diri.
Toh, Lippi tetap menaruh kepercayaan besar terhadap dirinya. Totti membayarnya dengan kemauan bekerja lebih keras dibandingkan anggota pasukan Italia lainnya.
Bukan Top Scorer
Kemampuan Totti mencetak gol sekaligus menciptakan peluang sudah terlihat saat ia bermain di level junior. Alasan itulah yang membuat Totti dipanggil untuk pertama kali membela skuat senior pada 1998.
Pada 10 Oktober 1998, pesepak bola kelahiran Roma ini melakoni debut di tim nasional dalam pertandingan Kualifikasi Piala Eropa 2000 melawan Swiss.
Ia mencetak gol perdana pada 26 April 2000, ketika Italia menghadapi Portugal di partai persahabatan.
Sepanjang kariernya, Totti mendapat kesempatan tampil dalam empat turnamen internasional. Ia bermain di Piala Eropa 2000 dan 2004, plus Piala Dunia 2002 serta 2006.
Mantan pelatih Italia, Cesare Prandelli, sempat berencana memanggil Totti untuk tampil di Piala Dunia 2014. Akan tetapi, niat tersebut dibatalkan karena Prandelli memilih fokus untuk menggunakan tenaga amunisi muda.
Keputusan tersebut mengundang kritik pedas dari media lokal. Minim pemain senior, Italia pun tersingkir di fase grup Brasil 2014.
Benar, Totti memang bukan pencetak gol terbanyak sepanjang masa bagi Italia. Nama Totti bahkan tidak termasuk ke dalam daftar 10 besar top scorer bagi Italia.
Namun, kepiawaiannya menjalani beberapa peran sekaligus membuat sebagian publik Italia yakin sesungguhnya masih ada tempat bagi Totti di Azzurri.
[video]https://video.kompas.com/e/5150909111001_v1_pjuara[/video]