Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Belajar dari Egi Melgiansyah

By Jumat, 30 September 2016 | 10:29 WIB
Egi Melgiansyah saat mengikuti sesi latihan Persija di lapangan POR Pelita Jaya, Sawangan, Depok, Selasa (23/2). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA)

Egi Melgiansyah takkan pernah melupakan pertandingan di Liga Super Indonesia pada pertengahan Februari 2014 itu. 

Penulis: Andrew Sihombing

Baru tampil sembilan menit memperkuat lini tengah Persija, pemain kelahiran Bogor 26 tahun silam itu harus meringis kesakitan akibat cedera lutut kiri setelah jatuh dengan tumpuan kaki yang salah saat berduel dengan penyerang Pelita Bandung Raya, Bambang Pamungkas.

Cedera lututnya berbuntut panjang, efeknya jauh di luar perkiraan semua orang. Performa pemain yang dulunya digadang-gadang sebagai salah satu talenta muda terbaik di sepak bola Indonesia dan bahkan menjadi kapten Indonesia U-23 di SEA Games 2011 itu terus meredup.

Setelah pulih beberapa bulan berselang, ia perlahan-lahan tersingkir dari Macan Kemayoran. Egi kemudian bergabung dengan Pusamania Borneo FC pada awal Desember tahun 2014, tetapi lagilagi gagal bersinar. Karier sepak bolanya divonis bakal habis.

Pelan-Pelan

Februari silam, Egi sebenarnya sempat menjalani tes bersama Persija. Namun, pelatih tim ibu kota saat itu, Paulo Camargo, tak tertarik memakai jasanya. Egi lantas bergabung dengan tim ISC B, Persita Tangerang.

Hingga saat ini, penyesalan tetap bersemayam di hati Egi. Bukan soal keputusan berduel dengan Bambang Pamungkas karena menurutnya duel tersebut adalah hal yang mesti dilakukan saat itu, melainkan keengganannya menjalani perawatan medis dan operasi.

"Sebenarnya, dulu saya ingin operasi. Tapi, karena takut, saya akhirnya memilih menjalani pemulihan sendiri. Kalau saja saya bisa memutar waktu, keputusan tidak menjalani operasi itu adalah hal yang ingin saya ubah," katanya kepada BOLA saat ditemui ketika memperkuat Persita di Turnamen Segitiga Mamuju antara Mamuju Utama FC-PSIM Yogyakarta-Persita Tangerang akhir pekan lalu.

 

Namun, penyesalan tentu tak akan pernah ada gunanya. Egi sadar betapa ia belum juga bisa kembali ke performa terbaiknya selepas cedera lutut tersebut, namun tak pernah ada kata menyerah dalam kamusnya.

"Pelan-pelan saya ingin memulihkan kondisi hingga bisa seperti sebelum cedera. Saya yakin sudah siap seratus persen saat kompetisi sesungguhnya digelar nanti," tuturnya.

"Saat ini, tujuannya adalah membuktikan bahwa saya bisa lebih baik lagi dan mengangkat nama agar ke depannya bisa kembali memperkuat tim level Liga Super," sebut Egi.

Membawa Persita berprestasi sebaik mungkin di ISC B adalah salah satu caranya. Tim berjulukan Pendekar Cisadane tersebut saat ini tengah bersiap sebaik mungkin untuk tampil di babak 16 besar ISC B.

"Persiapan kami sejauh ini sudah bagus, termasuk dengan periode latihan di Tangerang serta laga uji coba seperti di Mamuju ini. Kekuatan tim sudah terasah untuk 16 besar," katanya.

"Hanya, kami juga harus ingat bahwa tidak akan ada lawan yang mudah di 16 besar nanti. Semua tim bagus dan beberapa di antaranya punya pemain berpengalaman. Agar bisa berprestasi, kami harus segera memperbaiki kelemahan tim, terutama komunikasi antarpemain saat mengantisipasi bola mati lawan," ujarnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P