Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Elena Delle Donne, Angin untuk Kakak

By Jumat, 30 September 2016 | 15:41 WIB
Pebasket putri AS, Elena Delle Donne, saat tampil di laga perebutan medali emas Olimpiade Rio 2016 cabang olahraga bola basket melawan Spanyol di Arena Carioca, Rio de Janeiro, Brasil, pada 20 Agustus 2016. (TOM PENNINGTON/GETTY IMAGES)

Pebasket wanita, Elena Delle Donne (27), memiliki alasan untuk menetap di Kota Angin, Chicago, AS. Selain untuk berkarier, ia dapat merasakan kedekatan dengan keluarga, terutama kakaknya yang berkebutuhan khusus.

Penulis: Christian Gunawan

Delle Donne memiliki ikatan istimewa dengan sang kakak perempuan yang menderita autisme dan kelainan pergerakan saat masih kanak-kanak (cerebral palsy), Lizzie.

Sejak lahir, Lizzie buta dan tuli. Komunikasi dengannya hanya terjadi melalui sentuhan dan penciuman.

Sejak masuk University of Connecticut, Elena jauh dari keluarga. Bahkan, setelah berkuliah dua hari saja, ia kabur dari program pelatihan basket UConn. Alasannya, selain kepenatan, adalah keluarga.

“Hubungannya dengan Lizzie sangat dekat. Itulah alasan utama seorang anak rumahan memutuskan pulang dari Uconn. Ia sangat suka berada di dekat Lizzie dan mengalami Lizzie menyentuh, mencium, serta menghabiskan waktu bersama dirinya,” ucap Gene, kakak kedua Elena, pada 2012, dalam kisah yang dibesut ESPN.

Delle Donne pun memutuskan pindah ke University of Delaware agar lebih dekat dengan keluarganya. Kedekatan ini diyakini merupakan sesuatu yang dibutuhkan guard-forward bertinggi badan 196 cm ini untuk menjaga performa di atas lapangan.

Setelah direkrut Chicago Sky, Delle Donne mengaku bisa betah, tak lagi kangen rumah secara berlebihan berkat angin Chicago.

 

Home sweet home #leaveforsixmonthsandshesalmosttallerthanme #onlylizzie

A photo posted by Elena Delle Donne (@de11edonne) on

Berarti

Sebuah film pendek berjudul For the Wind mengedepankan hubungan Elena dan Lizzie. Film ini antara lain mempertontonkan perasaan istimewa Elena memperkuat Sky dan kegembiraan Lizzie saat diterpa angin Chicago.

“Mencengangkan bagaimana takdir bekerja seperti itu. Angin menjadi berarti bagi kami berdua,” ucap Delle Donne kepada ESPN.

Delle Donne berharap bisa menyamai level perjuangan kakaknya itu dalam mengejar gelar juara.

“Saya sangat bersyukur atas kehadiran Liz. Sekali lagi saya bisa merenung. Melihat kehidupannya, tak ada yang menyamai apa yang mesti ia lalui, apalagi sekadar cedera jari,” ujar pebasket berusia 27 tahun ini.

Ya, walaupun telah merasakan anugerah pribadi, MVP WNBA musim lalu dan Rookie of the Year pada 2013 itu belum berhasil membawa Chicago Sky menjadi kampiun WNBA.

Bagaimanapun, Delle Donne tak perlu kabur lagi. Jarak sudah bukan lagi masalah bagi kariernya. “Ketika angin bertiup, saya selalu ingat Liz,” katanya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P