Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Evaluasi Perangkat Pertandingan TSC 2016, 9 Wasit Terdegradasi

By Kamis, 29 September 2016 | 11:47 WIB
Wasit Toriq Al Katiri memberikan kartu kuning pada pemain Bhayangkara Surabaya United dalam lanjutan Torabika Soccer Championship melawan tuan rumah Arema Cronus yang berakhir dengan skor 3-0 di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur (15/05/2016). (SUCI RAHAYU/BOLA/JUARA.NET)

Lewat ponselnya, Joko Driyono sibuk membalas satu per satu pesan yang masuk dari wasit-wasit yang terdegradasi. Ponsel itu terus berbunyi hingga satu hari sebelum menggelar evaluasi perangkat pertandingan Kejuaraan Sepak Bola Torabika (TSC) 2016.

Penulis: Persiana Galih

"Banyak pesan singkat yang masuk. Mereka kecewa, bahkan menangis. Saya jawab, inilah dinamika hidup," tutur Direktur PT Gelora Trisula Semesta (GTS), Joko Driyono di tengah evaluasi perangkat pertandingan, Selasa (27/9/2016).

PT GTS memutuskan tidak lagi memakai jasa sembilan wasit di lanjutan putaran kedua TSC. Enam di antaranya kini ditugaskan untuk Indonesian Soccer Championship (ISC) B dan Liga Nusantara.

Sisanya masuk tim evaluasi wasit karena sudah menjelang masa pensiun.

Joko mengatakan keputusan tersebut diambil setelah operator menerima masukan dari komite wasit dan klub peserta.

"Kami juga himpun semua pemberitaan wasit di media massa. Pemberitaan itu jadi pertimbangan kami dalam melakukan promosi atau degradasi," katanya.

Baca Juga:

Selain mendegradasi, PT GTS pun telah mempromosikan sembilan wasit ISC B untuk TSC.

"Semuanya bertujuan untuk mempertahankan konsentrasi kami dalam kedisiplinan pertandingan," ujarnya.

Kini TSC punya 24 wasit yang dibagi ke dalam tiga kategori berdasarkan kualitasnya. Delapan wasit kualitas terbaik akan diturunkan untuk laga-laga bergengsi.

Sementara itu, delapan wasit di kategori menengah dan delapan wasit di kategori bawah akan menangani laga lainnya.

"Tapi, bukan berarti wasit kategori bawah buruk. Kategori ini terus dievaluasi setiap bulan," kata Joko.

Sosialisasai Aturan Baru

PT GTS juga menyosialisasikan perubahan dan penambahan tujuh aturan baru FIFA. Semestinya, aturan itu sudah dipakai sejak awal Juni lalu.

"Aturan ini perlu diketahui. Apalagi timnas akan main di level internasional. Saya khawatir kita malah ketinggalan," kata Setiyono, Tim Evaluasi Komite Wasit.

Jika tidak tersosialisasi dengan baik, wasit khawatir diprotes keras oleh para klub peserta.

"Pemain Indonesia hanya 50 persen yang mengerti betul aturan FIFA. Jadi, wasit harus benar-benar siap dan memahami aturan-aturan ini," tutur Thoriq Alkatiri, wasit terbaik Indonesia Super League (ISL) 2014.

Oleh karena itu, Thoriq berharap klub mau mengerti aturan-aturan baru ini sejak TSC diputar kembali akhir pekan ini.

Tujuh Peraturan Baru FIFA (per Juni 2016):

1. Sepatu terlepas dan warna celana

Pemain yang sepatunya terlepas saat membawa bola berhak melanjutkan pertandingan hingga bola terbuang/direbut lawan. Adapun warna undershort harus sama dengan warna dasar seragam.

2. Menghalangi peluang gol

Pemain yang melanggar lawannya dengan peluang gol besar, tidak langsung dikenakan kartu merah, melainkan dipertimbangkan oleh tiga faktor.

3. Arah tendangan permulaan

Ketika kick-off, bola boleh ditendang ke arah mana pun.

4. Minum.

Membolehkan water break untuk cuaca panas.

5. Waktu cedera

Pemain cedera hanya mendapat perawatan 20 detik di lapangan. Selebihnya, mesti dibawa ke samping lapangan.

6. Berkelahi di lorong

Wasit berhak memberikan kartu merah pada pemain yang berkelahi di lorong, sekalipun pertandingan tengah istirahat bahkan sudah usai.

7. Gerakan tipuan saat penalti

Wasit akan memberi kartu kuning pada pemain yang melakukan gerakan tipuan. Kemudian, lawan mendapatkan tendangan bebas langsung.

[video]https://video.kompas.com/e/5144797752001_v1_pjuara[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P