Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Seiring perceraian FIFA dengan France Football terkait Ballon d’Or, otomatis potensi terhentinya hegemoni Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi sebagai peraih penghargaan itu membesar.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Selama enam tahun, FIFA Ballon d’Or digelar (2009-2015). Messi dan Ronaldo bergantian menjadi jawara. France Football mengumumkan perpisahan dan mengembalikan Ballon d’Or ke format semula.
Sejumlah hal krusial, misalnya, pemilihan juara dikembalikan kepada jurnalis pilihan di seantero Eropa, tanpa menyertakan pelatih dan kapten tim nasional negara anggota FIFA.
Kalau cuma berdasarkan pilihan jurnalis, maka Messi dan CR7 tak akan meraih FIFA Ballon d’Or 2010 dan 2013. Pilihan jurnalis saat itu jatuh pada Wesley Sneijder (Internazionale) dan Franck Ribery (Bayern Muenchen).
Artinya, peluang nama lain selain Messi dan Ronaldo muncul sebagai peraih Ballon d’Or 2016, yang akan diumumkan pada pengujung tahun ini, bakal semakin besar.
Sejumlah individual mencuat sepanjang tahun. Salah satu yang paling fenomenal jelas bintang Atletico dan tim nasional Prancis, Antoine Griezmann.
Media populer Prancis, L’Equipe, secara terang-terangan memberikan dukungan buat Griezmann dalam salah satu tajuk media beberapa waktu lalu.
Tak keliru memang. Grizou mampu membawa Atletico bersaing terus sampai penghabisan La Liga 2015/16 serta sukses membantu Los Colchoneros mencapai final Liga Champion, untuk kali kedua dalam tiga tahun terakhir.
Grizou juga tajam. Ia bikin 32 gol buat Atleti sepanjang 2015/16. Pindah ke Les Bleus, kontribusinya lebih signifikan lagi. Ia menjadi raja gol (6 gol) dan pemain terbaik Euro 2016 di negeri sendiri.