Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tujuh musim sudah berlalu sejak Cristiano Ronaldo mendaratkan kakinya di Santiago Bernabeu. Tak sebatas hadir, tapi CR7 juga sukses mencatatkan dirinya sebagai mesin gol utama Real Madrid.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Sejak musim debut 2009/10, yang diwarnai satu trofi La Liga dan sepasang gelar Liga Champion itu, Ronaldo mencatat 366 gol.
Jumlah gol tersebut merupakan kombinasi dari seluruh ajang, termasuk Copa del Rey, Piala Super Eropa, dan Supercopa de Espana.
Jika mengerucutkan gol hanya di pentas La Liga, koleksi gol Ronaldo berjumlah 261.
Hanya dalam tujuh musim, Ronaldo berhasil melewati rekor gol Telmo Zarra (251) yang bertahan sejak 1955, sebelum dipecahkan Lionel Messi pada 22 November 2014.
Catatan fantastis ini tentu tak lepas dari konsistensi menuai gol di setiap musimnya, yang tiga di antaranya menembus 40-an gol.
Ngegas sejak awal menjadi kebiasaan Ronaldo dalam sebelum akhirnya menutup musim dengan raihan puluhan gol ini. Paling tidak, dalam rentang enam jornada awal di setiap musimnya, CR7 mampu mencetak rata-rata 6,1 gol.
Rataan ini muncul dari koleksi 5, 4, 7, 6, 6, 10, dan 5 gol sejak awal 2009/10 hingga 2015/16.
Musim 2016/17, musim kedelapan Ronaldo berseragam Madrid, pun sudah menginjak enam pekan. Namun, rataan 6,1 gol mendadak menciut menjadi 5,3 gol.
Penyebabnya tak lain adalah argo gol Ronaldo mandek dan tak kunjung bergerak naik dari 1 gol, yang dicetaknya pada jornada 3 kontra Osasuna.
Alih-alih langsung duduk nyaman di tangga teratas el pichichi Madrid, Ronaldo harus berdiri sejajar bareng enam pemain lain yang sama-sama baru mengemas sebiji gol di La Liga.
Ronaldo kudu merelakan posisi pemuncak top scorer dipegang empat rekannya: Marco Asensio, Sergio Ramos, Gareth Bale, dan Karim Benzema, yang sama-sama mengumpulkan dua gol.
Saking panjangnya paceklik, untuk ukuran Ronaldo, Zinedine Zidane sampai-sampai menarik keluar kapten Portugal itu, saat laga melawan Las Palmas, akhir pekan lalu, masih menyisakan 20-an menit.
Ronaldo terlihat kesal dan tampak menumpahkan sumpah serapah saat berjalan meninggalkan lapangan maupun selama duduk di bangku cadangan.
“Saya tidak bodoh dan Ronaldo pemain penuh inteligensia, sehingga tahu apa yang terbaik untuk tim. Setiap pemain akan terkena rotasi, tak hanya Ronaldo. Ini hal biasa,” kata Zidane seperti dikutip ESPN.
Jika tak juga menemukan ketajamannya, bangku cadangan tampak bakal semakin akrab dengan Ronaldo.